Sebelum melepas tim INASAR, Kepala BNPB dalam sambutannya mengatakan gempa yang terjadi di Myanmar pada 28 Maret 2025 lalu memakan banyak korban jiwa, perhari ini sudah lebih dari 2600 korban yang meninggal dunia, korban yang perlu diselamatkan juga masih banyak.

"Untuk kondisi tempat penugasan kali ini tidak seperti negara kita atau tidak seperti penugasan Basarnas 2023 lalu ketika gempa Turkiye dan Suriah. Mungkin situasi di sana lebih sulit karena diinformasikan komunikasi belum berjalan bagus, beberapa daerah listrik masih padam. Tentunya yang mendukung tim INASAR di sana sangat terbatas," ujarnya.
Ia yakin personel Indonesia dapat melaksanakan tugas dengan optimal, berbekal dari pengalaman di Turkiye meskipun sudah lewat dari golden time namun tim INASAR masih bisa mengevakuasi kurang lebih 15 jenazah dan itu bisa menjadi modal untuk bertugas di Myanmar.
"Saat ini sudah banyak negara yang mengirimkan bantuan personel diantaranya Singapura, Malaysia, Philipina, Korea Selatan, dan China. Semua kekuatan negara hampir sama dan mereka bekerja bersama-sama tidak menonjolkan batas-batas negara," sambungnya.
Adapun bantuan yang dikirimkan Indonesia tersebut diantaranya mencakup tim penyelamatan, tenaga medis, serta logistik yang dikirimkan menggunakan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 747 dari Lapangan Udara Halim Perdanakusumah. (de)
Editor : Ismanto
Posting Komentar