![]() |
Kelapa diparut untuk diambil santannya di Pasar Asgulung (dok Peristiwanusantara.com) |
By Dedi Manurung
BATAM, Peristiwanusantara.com – Sejak akhir Desember 2024 lalu, harga santan kelapa di Kepri khususnya di Batam melonjak naik, bahkan saat ini santan kelapa sulit didapat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pedagang kelapa dan santan di pasar Sagulung melonjaknya harga santan disebabkan adanya perubahan system pembelian kelapa yang dilakukan oleh pedagang pengumpul. Semula pedagang membeli kelapa perbiji, kini dilakukan dengan system timbang.
“ Dulu kami membeli kelapa perbiji dan ukurannya yang besar dan yang kecil dipisah, tapi sekarang jika membeli kelapa sudah ditimbang mas, ukuran kelapa yang kecil dan yang besar disamakan dan harganya Rp 8 ribu perkilogram,” kata Lasma salah seorang pedagang di Pasar Sagulung , Jumat (21/2).
Selain system penjualan yang berubah, pasokan kelapa dari Kepri seperti dari Batam dan Kabupaten Natuna serta kabupaten lainnya juga kurang. Selain itu banyak petani kelapa mengekspor kelapanya ke luar negeri.
“ Akibat banyak kelapa yang diekspor, maka pasokan kelapa di Batam kurang dan terpaksa dipasok dari Provinsi Riau seperti dari Rengat dan Pulau Guntung,” katanya.
Lasma mengatakan lonjakan harga santan kelapa sudah terjadi akhir Desember 2024 kemarin, dan saat ini lonjakannya semakin tinggi.
“ Saat ini, harga santan kelapa dijual Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu perkilogram, padahal sebelumnya kami menjualnya Rp 22 ribu perkilogramnya,” katanya.
Walau harganya mahal, lanjutnya, pasokan kelapa sering kurang. Akibat pasokan kurang pelanggannya sering kecewa khususnya pelaku usaha kuliner dan rumah makan serta ibu rumah tangga.
Seperti yang disampaikan oleh Joko salah seorang pemilik warung makan di Sagulung mengakui sangat merasakan dampak besar dari kenaikan harga santan. Karena harga santan tinggi dan kerap kosong, ia mengurangi penggunaan santan dalam resep masakannya.
"Iya mahal bang. Sejak pergantian tahun, awal Januari 2025 kemarin harga kelapa mahal dan pasokannya kurang, akibatnya harga santan juga ikut melambung, " katanya.
Tidak hanya pelaku usaha, ibu rumah tangga juga mengeluhkan kondisi ini. "Memang santan kemasan tersedia, tapi harganya lebih mahal dan rasanya tidak sama dengan santan segar mas, ” kata Joko menyampaikan keluhan seorang ibu rumah tangga yang merupakan pelanggannya.
Joko bersama warga lainnya berharap Pemko Batam untuk turun ke lapangan dan melakukan kebijakan agar harga santan dapat kembali normal. Tingginya harga santan kelapa dikwatirkan dapat mengakibatkan terjadinya inflasi. (De)
Editor : Ismanto
Posting Komentar