Israel Terus Bombardir Gaza, Biden Sebut Ada Kemajuan Negosiasi Gencatan Senjata (Reuters) |
KAIRO, Peristiwanusantara.com - Mediator Amerika Serikat (AS) dan Arab telah mencapai sejumlah kemajuan dalam upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Namun, kesepakatan tersebut tak kunjung dicapai.
1. Israel Terus Bombardir Gaza
Hal itu sebagaimana diungkapkan sumber Palestina yang dekat dengan perundingan tersebut pada Kamis (9/1/2025), melansir Reuters.
Saat perundingan berlanjut di Qatar, militer Israel terus melancarkan serangan di seluruh wilayah kantong itu pada Kamis. Petugas medis Palestina menyebut serangan itu menewaskan sedikitnya 23 orang.
Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, kematian tersebut menambah jumlah orang yang tewas akibat serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir menjadi 76 orang.
Qatar, AS, dan Mesir berupaya untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan agresi Israel yang telah berlangsung selama 15 bulan.
"Kami membuat sejumlah kemajuan nyata," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
"Saya masih berharap kita bisa melakukan pertukaran tahanan," katanya.
Presiden mengatakan ia bertemu dengan para negosiator pada hari Kamis.
Presiden terpilih Donald Trump telah memperingatkan akan ada "neraka yang harus dibayar" jika para sandera tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada 20 Januari.
2. Kemajuan Negosiasi Gencatan Senjata
Pada Kamis, seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi mengatakan tidak adanya kesepakatan sejauh ini tidak berarti pembicaraan tidak akan membuahkan hasil. Disebutkan, ini adalah upaya paling serius sejauh ini.
"Ada negosiasi yang ekstensif, mediator dan negosiator membicarakan setiap kata dan setiap detail. Ada terobosan dalam hal mempersempit kesenjangan lama yang ada tetapi belum ada kesepakatan," katanya kepada Reuters, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pejabat Palestina lainnya mengonfirmasi kemajuan telah dibuat selama pembicaraan tetapi mengutip kondisi baru Israel yang dapat merusak tercapainya kesepakatan.
"Namun, Israel masih bersikeras mempertahankan bentang alam sepanjang 1 km di sepanjang perbatasan timur dan utara Jalur Gaza, yang akan membatasi kembalinya penduduk ke rumah mereka dan merupakan kemunduran dari apa yang telah disepakati (Israel) pada bulan Juli," kata pejabat tersebut.
"Hal ini menghambat tercapainya kesepakatan dan para mediator berupaya meyakinkan Israel untuk kembali ke apa yang telah disepakati di masa lalu," kata pejabat tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas pembicaraan tersebut, kepada Reuters.
Tidak ada komentar dari Israel mengenai tuduhan tersebut.
Pada Selasa, Israel mengatakan mereka berkomitmen mencapai kesepakatan untuk mengembalikan sandera. Namun, Israel menuding menghadapi halangan dari Hamas.
Kedua belah pihak telah mengalami kebuntuan selama setahun mengenai dua isu utama. Hamas mengatakan bahwa mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa jika Israel setuju untuk mengakhiri perang dan menarik semua pasukannya dari Gaza. Israel mengatakan mereka tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibubarkan dan semua sandera dibebaskan.
3. Krisis Kemanusiaan Parah
Pada hari Kamis, jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel termasuk delapan warga Palestina yang tewas di sebuah rumah di Jabalia, kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza. Sembilan orang lainnya, termasuk seorang ayah dan tiga anaknya, tewas dalam dua serangan udara di dua rumah di Gaza tengah, kata pejabat kesehatan.
Puluhan orang tiba di rumah sakit di Deir Al-Balah di Gaza tengah untuk melayat kerabat mereka yang meninggal, dan membawa jenazah mereka, yang dibungkus kain kafan putih, ke kuburan.
"Tidak ada keamanan di negara ini, sama sekali, tidak untuk anak-anak, wanita, orang tua, tidak untuk batu atau pohon, hewan atau burung atau apa pun. Semua orang menjadi sasaran, tanpa peringatan sebelumnya," kata penduduk Adel Al-Mansi.
Kemudian pada Kamis, enam warga Palestina tewas dalam dua serangan udara terpisah, empat di antaranya di sebuah sekolah yang melindungi keluarga pengungsi di dekat Jabalia di Jalur Gaza utara, kata petugas medis.
Tidak ada komentar militer Israel tentang insiden hari Kamis.
4. Kritik Paus Fransiskus
Dalam pidato yang disampaikan oleh seorang ajudan, Paus Fransiskus meningkatkan kritiknya baru-baru ini terhadap kampanye militer Israel di Gaza, dengan menyebut situasi kemanusiaan "sangat serius dan memalukan."
"Kita tidak dapat menerima bahwa anak-anak mati kedinginan karena rumah sakit telah hancur atau jaringan energi suatu negara telah terdampak."
Tidak ada komentar dari Israel atas pernyataan Paus tersebut.
Israel membantah menghalangi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Lebih dari 46.000 orang telah tewas dalam perang Israel di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Sebagian besar daerah kantong itu telah hancur dan sebagian besar penduduk wilayah itu telah mengungsi beberapa kali dan menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah, kata badan-badan kemanusiaan. Israel juga menghadapi tuduhan genosida yang dibantahnya.
Sumber : Okezone.com
Editor : Ismanto
Posting Komentar