-->

Ads (728x90)

Banyak Buaya Lepas dari Penakaran di Batam, Bahktiar Minta PT PJK Segera Menanganinya
Wakil Ketua III DPRD Provinsi Kepri, H. Bahktiar Lc, MA (Foto : Ist/Peristiwanusantara.com)


By Angga Prasetio
BATAM, Peristiwanusantara.com
–  Warga Pulau Buluh dan nelayan di sekitar Pulau Bulan sangat kwatir dan takut untuk melaut disebabkan lepasnya buaya dari penakaran Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam.

Ada 7 ekor buaya yang lepas dari penakaran itu, disebakan tanggul penangkaran buaya tersebut jebol dihantam arus deras akibat meluapnya air danau karena intensitas curah hujan sangat tinggi, pada Senin (13/1).

Atas kekwatiran warga itu, Wakil Ketua III DPRD Provinsi Kepri, H. Bahktiar Lc, MA meminta pihak PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) selaku pengelola penangkaran buaya tersebut agar segera menanganinya dengan serius dan transparan atas lepasnya 7 ekor buaya tersebut.

“Saya sangat memahami kekhawatiran warga Pulau Buluh dan nelayan di sekitar Pulau Bulan. Keamanan mereka harus menjadi prioritas utama. Kita tidak bisa hanya mengandalkan klaim tanpa bukti yang jelas,” kata H. Bahktiar Lc, MA kepada wartawan, Jumat (17/1).

Ia meminta pihak berwenang, baik itu pihak kepolisian maupun PT Perkasa Jagat Karunia, harus memberikan penjelasan yang transparan mengenai jumlah buaya yang lepas dan langkah-langkah apa yang sudah diambil untuk memastikan keselamatan masyarakat.

Menurutnya, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang akurat dan keamanan yang terjamin, terlebih bagi mereka yang menggantungkan hidupnya di laut. Bahktiar juga memberikan beberapa solusi untuk menangani masalah ini dengan bijak dan menyeluruh, agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari.

Pertama, Penyelidikan dan Verifikasi Fakta yang Jelas. Ia menekankan pentingnya penyelidikan yang lebih mendalam oleh pihak berwenang mengenai insiden ini. Semua pihak yang terlibat harus bekerja sama untuk memastikan jumlah buaya yang lepas dan memastikan mereka tidak membahayakan warga.

“Saya berharap pihak terkait dan PT PJK dapat melakukan verifikasi fakta secara menyeluruh. Tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga bagaimana buaya tersebut bisa keluar dari penangkaran yang seharusnya aman,” ujarnya.

Kedua, Peningkatan Pengawasan dan Keamanan Penangkaran Buaya. Ia juga menyarankan agar pihak penangkaran buaya memperketat pengawasan dan melakukan perbaikan infrastruktur di sekitar penangkaran. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan menjaga keselamatan warga sekitar.

“Pihak PT PJK harus bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Infrastruktur penangkaran harus dievaluasi dan diperbaiki agar tidak ada lagi buaya yang lepas dan membahayakan warga,” tambahnya.

Ketiga Pemberian Edukasi kepada Masyarakat dan Nelayan. Bahktiar mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat, terutama nelayan yang beraktivitas di sekitar pulau, mengenai bahaya buaya dan cara-cara yang aman untuk beraktivitas di laut. Dia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk saling memberikan informasi yang diperlukan dalam menghadapi situasi seperti ini.

“Pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya perlu memberikan edukasi kepada warga, terutama nelayan, tentang cara beraktivitas yang aman di sekitar kawasan yang rawan buaya. Selain itu, penting juga untuk membentuk tim tanggap darurat yang siap menanggulangi ancaman buaya jika diperlukan,” tutupnya.

Terpisah, Anggota Komisi I dan Komisi II DPRD Batam yang dipimpin oleh Wakil Ketua I Aweng Kurniawan melakukan sidak ke panakaran buaya tersebut, Rabu (15/1).

Kepada Anggota DPRD Batam, Pimpinan PT PJK Toni Budiharjo mengatakan ada tiga lapis tanggul penangkaran buaya tersebut yang di keliling dua danau air tawar.

Ia menyebut danau di sebelah kanan yang lebih luas terdapat sekitar 150 ekor buaya dan di danau sebelah kiri jalan yang lebih kecil terdapat tujuh ekor buaya. Kedua danau dipisahkan jalan tanah dan dikelilingi tanggul tembok. Namun danau sebelah kiri terhubung ke sungai yang menuju ke laut.

“ Kami perkirakan sekitar tujuh ekor buaya lepas namun kami masih akan hitung, apakah yang dari sebelah ini ada juga buaya yang lepas. Kami perlu waktu beberapa hari untuk mengeringkan air danau ini dan menghitung jumlah seluruh buaya,” kata Toni.

Sebelum dihitung total jumlahnya, Toni mengaku tidak dapat mengetahui persis berapa buaya yang lepas.  Populasi buaya di penangkaran tersebut sekitar 800 ekor lebih. Adapun jenis buaya yang ditangkar adalah crocodile phosphorus, dimana penangkaran dilakukan untuk mengambil kulit reptil berkenaan lalu diekspor ke mancanegara.

“Ada empat ekor buaya yang berhasil kami tangkap. Kami juga terus mencari baik siang maupun malam. Kami sudah berkoordinasi dengan Polsek dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA),” kata Toni.

Selain penangkaran buaya, di Pulau Bulan ini juga terdapat pula peternakan babi yang dikelola oleh PT Indotirta Suaka. Kedua perusahaan ini masih dalam satu group yang mengelola lokasi peternakan di Pulau Bulan. (Angga)

Editor : Patar

Posting Komentar