![]() |
Foto : Ist |
Penulis : Azry Kaloko (Pemerhati Pendidikan)
Peristiwanusantara.com - Perayaan Bulan Guru Nasional menjadi cermin komitmen Indonesia untuk mengakui peran penting pendidik sebagai aktor kunci mencerdaskan kehidupan bangsa. Tahun ini dengan puncak perayaan pada 25 November 2024, dilandaskan pada Keputusan Presiden No. 78 Tahun 1994 yang menggarisbawahi peran penting guru sebagai landasan intelektual dan moral generasi bangsa. Tahun 2024 dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” memiliki makna mendalam tentang bagaimana hubungan tak terpisahkan antara kualitas pendidikan dengan kekuatan suatu bangsa sebagaimana yang disampaikan oleh pahlawan pendidikan Ki Hadjar Dewantara tentang sifat pendidikan yang memanusiakan dan membangun karakter (Ki Hadjar Dewantara, 1949).
Guru secara historis sudah menjadi tulang punggung kemajuan sosial Indonesia termasuk dalam periode khusus rekonstruksi dan pembangunan bangsa. Guru, kini tidak lagi hanya sosok pemberi pengetahuan tetapi juga menjadi panutan dalam pembangunan karakter sejak dini. Tanggung jawab besar guru dalam mencerdaskan anak bangsa ini mencerminkan semakin diakuinya pengajaran sebagai profesi multidimensi yang tidak hanya membentuk individu tetapi juga membentuk identitas kolektif suatu bangsa (Bjork, 2005). Jambore GTK Hebat dan berbagai webinar perayaan hari guru bulan ini telah memberikan transformasi pengajaran yang inovatif hingga adaptif dalam menghadapi tantangan pendidikan modern.
Penguatan pendidikan karakter juga harus menjadi fokus utama dalam perayaan Bulan Guru Nasional ini, guru seharusnya tidak hanya bertanggungjawab pada soal pengajaran ilmu pengetahuan saja tetapi juga pada soal penanaman nilai moral, etika dan toleransi mendasar untuk siswa sejak dini. Situasi sosial yang semakin kompleks serta teknologi internet yang memudahkan koneksi hingga global membuat moral dan etika serta literasi menjadi kunci utama untuk dapat beradaptasi secara positif. Hingga beranjak dewasa, karakter siswa akan berlandasan dari aspek ini untuk menciptakan dan mendorong mereka menjadi generasi masa depan bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan toleransi dan gotong royong dalam keberagaman.
Finlandia, sebagai negara pendidikan terbaik dunia membangun framework kerja bagi guru dimulai dari persiapan pendidikan guru, pengembangan profesionalnya hingga apresiasi terhadap kerja keras guru. Faktor-faktor penting ini telah memberikan kontribusi pada transformasi kemajuan pendidikan Finlandia. Indonesia perlu terus belajar dengan praktik ini melalui peningkatan sertifikasi, pengembangan kompetensi hingga peningkatan kesejahteraan guru. Guru di Indonesia menghadapi tantangan kritis mulai dari akses yang masih terbatas ke program pengembangan profesionalnya hingga kesenjangan yang mencolok antara pendidikan di desa dengan kota. Selain itu, praktik ketenagakerjaan sementara dan berbasis kontrak untuk guru, yang lazim di daerah-daerah yang kurang berkembang, merusak stabilitas dan kualitas sistem pendidikan.
Memaknai tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat” tahun ini, kita perlu menuntut seluruh stakeholder pendidikan untuk kembali reflektif dan ikut bertanggung jawab dalam memastikan bahwa kebijakan yang mendukung guru tidak hanya dibuat dengan baik tapi harus diimplementasikan secara efektif hingga semua tingkatan, termasuk soal pendanaan yang digunakan untuk membangun program pelatihan guru, memberikan insentif untuk pertumbuhan profesional, dan menciptakan mekanisme untuk mengevaluasi dampak dari inisiatif ini (Keputusan Presiden No. 78 Tahun 1994). Demikian pula, sektor swasta dan masyarakat sipil memiliki peran untuk dimainkan dalam mendukung pemberdayaan guru melalui kemitraan dan keterlibatan masyarakat.
Tak kalah penting, inovasi pendekatan pembelajaran juga perlu dipimpin oleh guru di sekolah agar memanfaatkan teknologi sebagai alat efektif dan kontributif dalam peningkatan kualitas pendidikan dari tingkat kota hingga desa dan daerah 3T. Investasi literasi digital untuk guru akan memastikan mereka mampu memanfaatkan secara maksimal teknologi dalam proses belajar mengajar. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan pengalaman belajar siswa tetapi juga memberikan guru alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital. Pada zaman pandemi COVID-19, teknologi sangat berperan aktif sehingga adaptasi ini harus terus dikembangkan apapun situasinya.
Selanjutnya adalah kita harus bangun kesadaran bahwasanya kontribusi jauh melampaui sekedar mengajar di ruang kelas, guru adalah kunci utama membentuk tatanan etika dan intelektualitas bangsa, membina siswa dari tidak tahu apa-apa hingga mampu berpikir kritis dan juga memiliki sifat berbudi pekerti. Dalam konteks ini, Bulan Guru Nasional tidak boleh dilihat hanya sebagai waktu untuk perayaan, tetapi sebagai panggilan untuk bertindak. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan perbaikan sistemik yang diperlukan untuk memberdayakan pendidik dan untuk menumbuhkan budaya yang benar-benar menghargai kontribusi mereka. Indonesia dapat mengadaptasi penghormatan budaya ini dengan menanamkannya dalam kampanye publik dan inisiatif kebijakan yang mengangkat martabat guru dan menegaskan kembali peran penting mereka dalam kemajuan bangsa.
Bulan Guru Nasional lebih dari sekadar ungkapan rasa terima kasih, ini adalah momen strategis untuk menggalang dukungan bagi investasi jangka panjang dalam pendidikan. Guru adalah poros visi Indonesia untuk “Indonesia Emas 2045,” di mana bangsa ini bercita-cita menjadi pemimpin global dalam inovasi, produktivitas, dan kesetaraan. Mencapai visi ini memerlukan upaya bersama untuk memprioritaskan kesejahteraan guru, meningkatkan kompetensi profesional, dan menyediakan perangkat yang diperlukan untuk meraih keberhasilan di dunia yang semakin kompleks dan terdigitalisasi.
Dalam waktu singkat, langkah konkret yang dapat diambil adalah dengan melakukan pengembangan insentif khusus bagi guru yang ditempatkan di daerah 3T. Akses yang sulit mereka dapatkan, fasilitas yang minim serta gaji yang kurang layak harus mulai diperhatikan dengan apresiasi serta perhatian khusus. Insentif yang diberikan bisa mulai dari tunjangan tambahan, akses prioritas pada program pelatihan, pengembangan khusus bagi guru 3T, serta penghargaan atas kontribusi mereka khususnya bagi yang sudah mengajar cukup lama di daerah 3T. Pendekatan ini akan mengurangi secara besar dampak kesenjangan yang selama ini menyulitkan guru di daerah 3T, ini juga akan me jadi efektif dalam memotivasi dan meningkatkan minat guru untuk mengabdi di tempat yang jauh dan terpencil.
Saat negara memberikan penghormatan kepada para pendidiknya selama Bulan Guru Nasional, negara juga harus memiliki perspektif kritis. Merayakan prestasi memang penting, tetapi mengatasi ketidakadilan dan inefisiensi yang terus-menerus dalam sistem pendidikan juga sama pentingnya. Dengan demikian, Indonesia dapat memastikan bahwa bulan November tidak hanya menjadi waktu untuk memberikan pengakuan, tetapi juga masa pembaruan dan kemajuan bagi profesi guru. Guru bukan hanya sekadar penyedia ilmu pengetahuan, mereka adalah arsitek masa depan bangsa. Pemberdayaan dan kesejahteraan mereka harus tetap menjadi prioritas nasional, yang menjadi dasar sistem pendidikan yang kuat dan adil yang mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.
Sebagai masyarakat yang mendaoatkan pendidikan bahkan sejak dini, peran kita jangan pernah berhenti hanya pada perayaan tahunan saja, kita harus melek dan aktif mendukung kebijakan yang mengapresiasi dan menguntungkan guru secara langsung. Pengakuan jangan hanya simbolis tapi pastikan nyata dalam bentuk kebijakan adaptif yang berdampak nyata bagi guru dan siswa. Belajar pada negara-negara maju yang menghargai guru secara luar biasa seperti Finlandia dan Jepang, guru harus dihormati dan diberdayakan agar lebih percaya diri, tulus dan profesional dalam menjalankan tugas mulianya dalam mencerdaskan anak bangsa sejak dini, jika ini efektif dan serius dijalankan Indonesia Emas 2045 akan menjadi benar-benar bisa terwujud. Selamat hari guru!
Posting Komentar