Foto : Ist |
Penulis : Azmy Kaloko
Pemerhati Pendidikan Nasional
Peristiwanusantara.com – Pemerintah terus komitmen untuk meningkatkan pembangunan pendidikan, khususnya tuntutan era Revolusi Industri 4.0 menuju Revolusi Industri 5.0, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing global.
Secara yuridis, transformasi ini dilandasi UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan PP Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI). Kedua aturan ini memberikan kerangka hukum yang kuat untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi dan vokasi.
Lebih lanjut, Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menjadi landasan operasional bagi implementasi kebijakan-kebijakan baru Kemendikbudristek. Transformasi ini merupakan kelanjutan dari sejarah panjang reformasi pendidikan Indonesia, kebijakan Kemendikbud kini telah bergeser ke paradigma yang fokus soal kualitas dan relevansi.
Melalui sudut pandang sosiologis, kebijakan-kebijakan baru Kemendikbud berpotensi membawa dampak transformative pada struktur sosial dan ekonomi. Misalnya Kampus Merdeka yang tidak hanya bertujuan pada peningkatan kompetensi tetapi juga menumbuhkan jiwa mandiri dan wirausaha serta inovasi dikalangan mahasiswa, hal positif dari kegiatan ini adalah mengurangnya ketergantungan pada sektor formal (OECD, 2021).
Capaian kinerja yang signifikan terlihat pada implementasi Kampus Merdeka. Program ini berhasil memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi dan bahkan di luar kampus Merdeka. Data Kemendikbudristek menunjukkan bahwa tahun 2021 lebih dri 100.000 mahasiswa berpartisipasi dalam program ini dengan tingkat kepuasaan yang tinggi baik dari mitra industrri dan mahasiswa (Kemendikbudristek, 2021).
Berbicara soal vokasi, revitalisasi pendidikan di bidang ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan Dimana jumlah politeknik yang bermitra dengan industri meningkat signifikan dari 30% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021. Pemnyerapan lulusan vokasi di dunia kerja meningkat dari 65% menjadi 80% dalam periode yang sama (BPS, 2022).
Akan tetapi dengan peningkatan yang signfikan, tetap juga terdapat tantangan, mulai dari kesenjangan infrastruktur dan kualitas antara institusi pendidikan di Jawa dan luar Jawa yang masih menjadi isu yang sangat krusial. Adaptasi terhadap perubahan paradigma pembelajaran juga membutuhkan waktu dan upaya yang tidak sedikit dari para pendidik dan institusi pendidikan.
Transformasi ini akan berlanjut dengan baik apabila beberapa faktor kritis dapat diselesaikan, mulai dari konsistensi kebijakan dan pendanaan dari pemerintah, peningkatan kapasitas institusi pendidikan tinggu dan vokasi untuk adaptable terhadap perubahan hingga penguatan kemitraan dengan industri dan masyarakat. Diakhir, evaluasi terhadap penyesuaian kebijakan secara berkala harus dilakukan secara kontinuitas.
Indonesia sudah menuju Indonesia Maju dalam bidang pendidikan dengan transformasi pendidikan tinggi dan vokasi yang sudah ada saat ini. Capaian-capaian awal yang didapatkan menunjukan potensi besar dalam langkah strategis yang sudah dilakukan.
Pondasi yang perlu dilakukan adalah komitmen yang kuat antara seluruh stakeholder pendidikan. membangun sistem pendidikan yang baik dimulai dari komitmen dan langakh strategis bersama, dengan begitu sistem pendidikan tinggi dan vokasi yang ada, tidak hanya mampu bersaing secara global tetapi juga mampu relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Editor : Ismanto
Posting Komentar