-->

Ads (728x90)

PSSI Protes ke FIFA, Bisakah Ubah Hasil Pertandingan Indonesia Vs Bahrain?
PSSI protes ke FIFA, bisakah hasil Indonesia vs Bahrain berubah? Skuad timnas Indonesia saat menghadapi Bahrain dalam lanjutan laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Nasional Bahrain, Kamis (10/10/2024).(Dok. PSSI)


JAKARTA, Peristiwanusantara.com
- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memastikan akan mengajukan protes kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). 

Surat protes tersebut dilayangkan atas kepemimpinan Ahmed Abu Bakar Al Kaf, wasit pertandingan Indonesia vs Bahrain pada Kamis (10/10/2024) malam di Bahrain National Stadium, Riffa. 

Salah satu kontroversinya, wasit asal Oman itu tidak menghentikan pertandingan meski masa injury time telah selesai. Keputusan ini berujung pada keberhasilan Bahrain menyamakan kedudukan menjadi 2-2. 

"Ya, kita kirim surat protes," kata Exco PSSI Arya Sinulingga kepada Kompas.com, Jumat (11/10/2024) dini hari. 

Lantas, mungkinkah surat protes ke AFC dan FIFA dapat mengubah hasil pertandingan laga Indonesia vs Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia?

Protes ke FIFA tak bisa ubah hasil Indonesia vs Bahrain Pengamat sepak bola Gita Suwondo menegaskan, surat protes yang disampaikan PSSI kepada FIFA maupun AFC tidak akan mengubah hasil pertandingan Bahrain vs Indonesia.

"Tidak akan mengubah hasil laga aduan apa pun. Kan golnya sah dan tidak offside," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2024).

Gol kedua Bahrain juga tidak bisa dianulir meski diraih pada menit ke-90+9, melebihi injury time 6 menit yang diberikan oleh wasit. Terlebih, pada pertandingan semalam, wasit tidak kunjung meniup peluit panjang tanda pertandingan telah berakhir. 

Menurut Gita, wasit sebagai pemimpin pertandingan memiliki hak untuk menambah masa injury time sesuai penilaiannya.

"Kalaupun dianggap ada ketidakwajaran ya akan ada tindakan mungkin dari AFC kepada wasit. Tapi tidak terhadap hasil pertandingan," kata dia.

Berbeda dengan Afsel vs Senegal yang diulang Gita menjelaskan, situasi pertandingan Indonesia melawan Bahrain berbeda dengan laga Afrika Selatan (Afsel) vs Senegal dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018. 

Diberitakan Antara, Kamis (7/9/2017), FIFA memerintahkan laga Afsel melawan Senegal digelar ulang menyusul wasit yang dihukum atas perkara pengaturan pertandingan. 

Laga pada November 2016 itu dimenangi oleh Afrika Selatan dengan skor 2-1 setelah wasit asal Ghana Joseph Lamptey memberikan penalti sebagai hukuman handball oleh pemain Senegal. 

Hasil investigasi FIFA, bola tidak pernah mengenai lengan, melainkan hanya terkena lutut pemain sebelum jatuh ke tanah. Namun, menurut Gita, pertandingan dua negara Afrika tersebut merupakan laga untuk menentukan lolos atau tidaknya ke Piala Dunia 2018. Sementara, laga antara Bahrain dan Indonesia pada 10 Oktober 2024 malam bukan termasuk laga penentu kelolosan.

"Sekarang pertanyaannya, mau tidak kita ulang tanding? Bisa kalah, menang, atau seri loh nanti hasilnya," ujar Gita.

Fokus ke pertandingan melawan China Menilik laga semalam, Gita berujar, Timnas Indonesia yang secara kualitas seharusnya lebih baik justru kalah tarung di lapangan tengah, terutama pada babak pertama. 

Timnas Garuda hanya memiliki dua peluang yang menjadi dua shot on target serta dua gol, sedangkan Bahrain memiliki delapan peluang yang menjadi dua gol.

"Balik lagi Maarten Paes dengan empat saves-nya bikin kita dapat poin," terang Gita. 

Gita menyampaikan, ke depan Timnas Indonesia harus mampu memanfaatkan posisi China yang belum mendapatkan poin. Pertandingan melawan China pada 15 Oktober mendatang dapat menjadi ajang bagi Garuda untuk meraih tiga poin. Belum lagi, Ketua PSSI Erick Thohir juga sudah mengatakan akan fokus pada pertandingan melawan China.

Oleh karena itu, Gita mengimbau untuk tidak menjadikan pertandingan melawan Bahrain sebagai sebuah kekalahan yang akan mengaburkan fokus melawan China. 

"Hasil match itu kayak hasil pemilu. Mutlak tidak bisa diganggu gugat walaupun ada kecurigaan foul play (permainan kotor) atau apa pun namanya," pungkasnya. 

Sumber : Kompas.com
Editor : Ismanto




Posting Komentar