-->

Ads (728x90)

Kementerian Komunikasi dan Informatika berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali, membuka Kick-Off Transformasi Digital Pendidikan di Bali pada Selasa, (24/5/2022). (Foto : dok Kementerian Kominfo)

Penulis ; Azry Almi Kaloko (Pemerhati Pendidikan Nasional)

Peristiwanusantara.com
- Per tahun 2024, sektor Pendidikan di Indonesia telah mengalami transformasi yang signigikan dibanding beberapa periode sebelumnya, digitalisasi Pendidikan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi transformasi yang massif dalam mengubah kualitas Pendidikan nasional dari Sabang sampai Merauke.

Kemendikbudristek melakukan efisiensi dengan transparansi dalam pengelolaan dana Pendidikan yang snagat vital. Implementasi transformasi besar-besaran melalui Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) telah mendorong 273.647 satuan Pendidikan menggunakan sistem ini dengan total transaksi Pendidikan Rp 13,8 triliun,-. Cukup tinggi untuk meminimalisir penyalahgunaan dana Pendidikan di Indonesia yang masih rentan terkena persoalan korupsi.
 
Indonesia, sudah cukup maju jika dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia di mana masih menggunakan sistem pengadaan yang konvensional. Tidak hanya soal transparansi tetapi SIPLah telah mampu memudahkan proses pengadaan, peluang UMKM lokal untuk berpartisipasi dalam rantai pasok pengadaan di Pendidikan nasional. Selain SIPLah, ada juga Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang sudah memberikan akses bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya secara mandiri dan efektif, per tahun 2023, terdapat 3.540.856 guru yang log-in di aplikasi PMM yang mendorong kolaboratif serta keberlanjutan kompetensi pada guru di Indonesia, membandingkan dengan Singapura, PMM masih lebih unggul soal aksessibilitas dan skalabilitasnya yang mampu melakukan pemerataan kualitas pengajaran hinggaa ke wilayah 3T, sesuai yang tentunya belum efektif dicapai oleh negara-negara dengan wilayah yang lebih kecil.

Selain itu, Kemendikbudristek juga telah berupaya mengintegrasikan platform digital yang membuat ekosistem Pendidikan lebih efisien. PMM hingga Rapor Pendidikan dapat dipantau langsung oleh Kementerian secara real time dan dapat melihat bagaimana data persoalan Pendidikan di daerah lebih akurat. 

Hal ini juga dibantu dengan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) yang terintegrasi dengan SIPLah. Aplikasi ini sudah membantu 392.709 atau 91,28% satuan Pendidikan untuk aktif menggunakan ARKAS sehigga anggaran dapat dipantau, transparan, efektif hingga terstruktur. Sesuatu yang belum pernah terjadi di system Pendidikan Indonesia sebelumnya.
 
Melihat dampak positif ini, aspek penting yang perlu dikritisi adalah soal kemampuan digitalisasi yang diharapkan mampu menjangkau daerah terpencil. Siswa di daerah 3T yang biasanya masih “terpinggirkan” karena tidak mendapatkan akses yang layak, kini memiliki kesempataan untuk mendapatkan sumber belajar yang berkualitas. Pembelajaran jarak jauh, akses digital yang mumpuni untuk seluruh siswa di Indonesia, diharapkaan benar-benar mampu terwujud dalam waktu yang cepat ke depaan. Sehingga kesempatan belajar hingga inklusi sosial ekonomi di kalangan Masyarakat menengaah ke bawah dapat dirasakan. 

Persoalan ini tentunya memiliki tantangan, kesenjangan infrastruktur digital antar daerah masih menjadi hambatan nomor satu, strategi agresif sangat ditunggu-tunggu oleh Kerjasama stakeholder Kemendikbudristek dengan Kementerian PUPR dan Kominfo, akses internet yang layak, infrastruktur yang memadai dan tenaga pengajar yang kompeten menjadi kunci utama keberhasilan program digitalisasi.

Literasi digital juga tidak kalah penting mengingat angka literasi digital Indonesia masih rendah termasuk dikalangan pengajar. Pelatihan yang intensif menjadi kunci untuk memastikan teknologi yang dikembangkan dapat optimal. Dibandingkan Estonia yang terdepan soal digitalisasi Pendidikan, Indonesia sudah menunjukkan kemajuan yang signifikan, Estonia sudah menerapkan system e-learninf dengan digital textbook, namun Indonesia dengan PMM dan SIPLah juga telah berusaha menciptakan ekosistem digital terintegrasi di Indonesia.

Teknologi dan digitalisasi bukanlah tujuan akhir, akan tetapi menjadi alat untuk mencapai Pendidikan yang berkualitas dan merata. Dengan komitmen kuat stakeholder pemerintah, transparansi keuangan, kemauan guru-guru untuk meningkatkan kompetensi, menjadi potensi untuk Indonesia menjadi leading country soaal digitalisasi Pendidikan di Asia Tenggara. Inovasi digital bukaan sekedar untuk membangun fondasi pendidikan, lebih dari itu, menjadi katalis transformasi menyeluruh sistem Pendidikan Indonesia agar lebih inkulsif, efisien dan berkualitas tinggi.



Posting Komentar