-->

Ads (728x90)

Warga Kecewa Tiba-Tiba Mati Air, Warga Cekcok Adu Mulut Rebutan Air Tangki
Warga perumahan Gesya Eternal Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang pasang spanduk di gerbang perumahan mereka. (Ist/peristiwanusantara.com).


By Dedi Manurung
BATAM, Peristiwanusantara.com
– Permasalahan air di Batam makin hari kian merumitkan warga. Tak hanya merumitkan, masyarakat di Sagulung pada khususnya warga Taman Anugerah dan Perumahan Suka Maju pun merasa kecewa. Sebab, padamnya air pada malam hari hingga pagi hari tak ada pemberitahuan sebelumnya.

"Makin lama makin tak jelas pengelola air di Batam ini. Masa air mati di pagi harinya. Jadi tak bisa berbuat apa-apa, apalagi dipagi hari kita sangat membutuhkan air untuk kebutuhan sehari-hari," kata Julius, warga Perumahan Suka Maju, Kamis (1/8/24) siang.

Ia juga menjelaskan, seharusnya pihak ABH selaku pengelola air memberitahukan kepada masyarakat apabila mati air. Hal ini membuat masyarakat jadi kebingungan mau cari air apalagi dipagi hari.

"Kalau ada sebelumnya pemberitahuan bahwa air mati, iya kita pun bisa menampung air pada malam hari. Bukan kayak gini repot semuanya," ujarnya sambil geram.

Hal senada disampaikan Martua, warga perumahan Taman Anugerah. Ia juga mengaku kesal tak ada pemberitahuan bahwasannya air mati dipagi harinya.

"Tak masalah jika air mati apalagi katanya ada perbaikan. Kalau kayak gini mati air, jadi anak-anak mau sekolah pun jadi tak ada air. Lebih baik ATB dulu daripada ABH ini, semakin gak jelas," katanya.

Tak hanya di Kecamatan Sagulung, di daerah Tanjung Sengkuang dalam beberapa pekan belakangan ini suplai air terhenti.

Ratna, Warga setempat meresahkan hal itu. Ketika malam, suplai air mati total. Sementara di siang hari, aliran air hanya sedikit saja. Padahal, PT Air Batam Hilir (ABH) telah menjanjikan kecukupan air bagi pelanggannya yang terdampak dengan menyediakan air tangki. Sementara, menurut warga tangki air yang dikerahkan ABH sulit didapat.

“Mau beli air tangki keliling itu susah. Katanya enggak semua tempat ada air baku yang jual, jadi tangki air keliling juga enggak gampang dijumpai. Minta kiriman tangki ke ABH, tapi tak dikirim,” kata Ratna, warga Tanjung Sengkuang.

Ia meminta PT ABH untuk menggenjot tekanan air saat tengah malam. Jadi, setidaknya warga tetap bisa menampung air meski satu atau dua drum dalam semalam.

Hal ini juga dirasakan warga perumahan Gesya Eternal Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, bahwa suplai air tak lancar sejak dikelola ABH. Aliran air mengecil siang hair. Itupun tak setiap saat. Sementara malam hari hanya mengalir saat tertentu saja.

“Mengalirnya tak tau kapan, matinya pun tak tahu kapan. Hanya Tuhan lah yang tau. Jadi kita harus selalu standby menampung air. Saya biasanya hanya dapatnya tengah malam,” ujar Rendi.

Yang paling sadisnya, warga disana malah terjadi keributan hingga cekcok mulut. Pasalnya, kelompok ibu-ibu jadi rebutan suplai air tanki dari ABH. Untung untuk kaum bapak-bapak dan perangkat setempat cepat mengatasi situasi sehingga tidak terjadi kontak fisik.

Evan, Sekretaris RT setempat mengatakan, keributan ini terjadi karena persoalan suplai air bersih. Soalnya, sudah tiga tahun, perumahan Gesya Eternal Marina yang kini dihuni sekitar 1.300 kepala keluarga alami krisis air bersih.

Padahal untuk mendapatkan air harus ada stok air dengan cara melansir dari tempat lain atau membeli pasokan air dengan mobil tanki.

"Iya benar, insiden yang terjadi malam ini, karena masalah air ini. Tadi ada suplai air dengan mobil tanki dari ABH. Karena jumlahnya sangat terbatas, warga khususnya kaum ibu-ibu antar blok berebutan. Terjadilah keributan, orang semua pada butuh air sementara yang diantar hanya satu tanki. Sempat memanas situasi tapi kami langsung melerai mereka," katanya.

Priyanto, tokoh masyarakat setempat, sebut krisis air bersih yang berkepanjangan ini kerap membuat situasi perumahan tak nyaman. Sesama warga saling ribut karena berebutan air.

Dikarenakan jadi rebutan air, perangkat RT setempat berkumpul memasang spanduk aksi terkait krisis air bersih di depan gerbang perumahan.

Spanduk-spanduk bertuliskan harapan dan penderitaan mereka selama krisi air terjadi ini dipandang di depan gerbang dengan harapan Pemerintah dan pihak pengelolah air bersih bisa melihat dan membacanya. (De).

Editor : Ismanto



Posting Komentar