-->

Ads (728x90)

Tokoh Masyarakat Kepri Dukung Pengembangan Kawasan Rempang
Tokoh Masyarakat Kepri Huzrin Hood (dok Humas BP Batam)

By Carles

BATAM, Peristiwanusantara.com
– Kerja keras BP Batam dalam mensosialisasikan Pengembangan Kawasan Rempang sebagai The New Engine Indonesian's Economic Growth yang berkonsep "Green and Sustainable City" membuahkan hasil.

Terbukti rencana pengembangan Rempang itu mulai mendapat dukungan dari beberapa tokoh Melayu dan masyarakat Provinsi Kepri.

Dukungan itu, terungkap saat dialog Pengembangan Rempang yang diselenggarakan di Harmoni One Hotel, Batam Center, Rabu (6/9/2023).

Seperti yang disampaikan salah satu tokoh Kepri, Huzrin Hood saat ditemui wartawan ketika menghadiri acara dialog tersebut mengatakan pada prinsipnya, masyarakat mendukung program pemerintah itu secara utuh dan berharap rencana tersebut dapat berjalan dengan baik.

Panglima Lang Laut Kepri, Suherman yang juga menghadiri acara dialog itu mengungkapkan hal senada. Menurut Suherman, masyarakat mendukung penuh pengembangan Kawasan Rempang. Dengan harapan, pemerintah dapat memikirkan nasib masyarakat ke depannya.

Termasuk pemenuhan hak-hak bagi masyarakat yang telah turun temurun hidup di kawasan yang terdampak pembangunan Rempang.

"Saya juga usul agar pemerintah dan PT MEG juga harus menyiapkan koperasi untuk masyarakat," ungkapnya.

Pengembangan Rempang Eco-City, Transisi Energi Fosil ke Energi Terbarukan

Pada forum yang berjudul "Dialog Pengembangan Rempang", Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad, menjelaskan bahwa pengembangan Kawasan Rempang juga akan meningkatkan iklim investasi dan potensi ekonomi Indonesia.

Bukan tanpa alasan, lanjut Sudirman, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Investasi RI telah mengambil keputusan agar Rempang dijadikan sebagai fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika terbesar.

"Produk dari hilirisasi itu adalah dengan memproduksi energi terbarukan yaitu solar panel yang digunakan untuk menghasilkan listrik dari matahari. Artinya, ada transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Ini terbesar di Indonesia," jelasnya.

Dengan nilai investasi sebesar Rp 174 triliun oleh PT Xinyi Internasional Investment Limited, Sudirman yakin jika proyek yang menjadi Program Strategis Nasional tersebut mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja dari masyarakat setempat.

Sehingga, memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat ke depan.

"Ini bakal menjadi kampung nelayan marime city yang maju di Indonesia," pungkasnya. (les)

Sumber : Humas BP Batam


Editor : Ismanto

Posting Komentar