By Carles
BATAM, Peristiwanusantara.com – Rombongan delegasi World Trade Center (WTC) Utah Amerika Serikat berkunjung ke Batam dalam rangka mempelajari peluang bisnis dan investasi yang sedang dijajaki para investor dan pengusaha asal Salt Lake City, Utah.
Rombongan delegasi WTC Utah Amerika yang dipimpin Cal Peterson selaku Representative Vice President dan Senator Utah Lincoln Fillmore ini telah melakukan kunjungan dari 7 Juli lalu dan mengunjungi beberapa negara di Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Rombongan dari WTC Utah kali ini diikuti berbagai perusahaan seperti Utah Inland Port Association, Reading Horizons, Bucked Up/Vage Power Pharmatech Asia, Harris Bricken, dan Utah Innovation Lab.
Alasan Batam menjadi kota pilihan mereka di Indonesia untuk dikunjungi karena posisi strategis Batam di persimpangan jalur pelayaran dunia dan reputasi Batam yang telah terkenal sebagai lumbung investasi para investor luar negeri
“ Secara umum Provinsi Kepri memang daerah yang sangat cocok untuk penanaman modal dan investasi. Letak Provinsi Kepri yang ada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan tepat berada di Selat Malaka membuat Kepri menjadi tempat berlalu-lalang kapal dari seluruh dunia,” kata Gubernur Kepri H Ansar Ahmad kepada wartawan saat menerima kunjungan rombongan delegasi WTC Utah Amerika Serikat pada Selasa (11/07) di Restoran Sri Rezeki, Batam.
Selanjutnya Gubernur Ansar mengatakan Kepri ini adalah terasnya Indonesia, kita tepat ada di choke point Selat Malaka dari empat choke point di dunia. Jadi setiap tahun ada ribuan kapal yang lewat di Kepri.
Ia menyebut iklim investasi di Kepri sangat mendukung bagi investor. Karena Kepri memiliki empat kawasan Free Trade Zone (FTZ) di tiga pulau berbeda yaitu Batam, Bintan, dan Karimun.
Kelebihan utama kawasan FTZ adalah adanya kemudahan dalam melakukan perdagangan internasional. Di dalam kawasan FTZ, terdapat deregulasi atau relaksasi aturan dan regulasi perdagangan yang mempermudah impor dan ekspor barang.
Hal ini termasuk pembebasan pajak, bea cukai, dan prosedur administrasi yang lebih efisien. Kemudahan ini dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi perdagangan, serta mengurangi biaya logistik.
Tidak hanya itu, Gubernur Ansar menyebutkan iklim investasi di Kepri yang kondusif sudah dibuktikan dengan adanya tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepri. Tiga KEK tersebut adalah KEK Galang Batang, KEK Batam Aerotechnic, dan KEK Nongsa.
"Sekarang ketiga KEK tersebut sudah meningkat pesat dan memberikan return investasi yang baik, kami dari pemerintah daerah juga membuka pintu lebar dari investor luar negeri untuk menanam modal di Kepri," ujar Gubernur Ansar.
Dalam kuartal pertama tahun 2023, 783 perusahaan asing telah menanamkan modalnya di Kepri dengan nilai investasi yang mencapai Rp3.165.660.800.000. Investasi asing tersebut didominasi oleh investor asal Singapura, Hongkong, RRT, Malaysia, dan Perancis.
Capaian makro ekonomi di Provinsi Kepri juga terus memperlihatkan indikator yang baik. Pertumbuhan ekonomi di Kepri tahun 2022 berhasil mencapai 5,09 persen dari 3,43 persen di tahun 2021. Begitu juga dengan inflasi di Kepri yang ada di angka 4,09, lebih rendah dari angka inflasi nasional di angka 4,33. Gini ratio di Kepri pun terus ditekan hingga ke angka 0,325 di tahun 2022. (Les)
Editor : Herry
Posting Komentar