-->

Ads (728x90)

Miris! Bayi Baru Lahir Diduga Alami Patah Tulang Lengan di RSUD RAT
Paman korban, Arsyad (Fhoto : Angga Prasetio /Peristiwanusantara.com)

By Angga Prasetio

TANJUNGPINANG, Peristiwanusantara.com
- Seorang bayi perempuan yang baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT) diduga menjadi korban ketidakprofesionalan oknum petugas rumah sakit dalam hal ini bidan pendamping saat proses persalinan, pada Jumat (05/05) siang.

Bayi dengan berat 4 kg dan panjang 54 cm itu diduga mengalami patah tulang lengan saat proses persalinan.

Kuat dugaan hal tersebut bisa terjadi lantaran oknum bidan pendamping itu terkesan memaksakan proses persalinan secara normal meskipun sejatinya ibu dari bayi tersebut kondisinya tidak memungkinkan untuk itu.

Terkait hal tersebut, pihak keluargapun sebenarnya sudah mengajukan untuk memakai metode operasi atau caesar. Namun, oknum petugas rumah sakit itu tetap melakukan proses persalinan dengan metode normal dan tanpa didampingi dokter yang berkompeten.

"Saat proses persalinan itu sepupu saya sudah mengajukan untuk dicaesar mengingat istrinya sudah tidak kuat lagi, namun sama petugasnya dilanjutkan. Disanapun tidak ada dokter yang mendampingi hingga dilakukan proses penarikan hingga lengan tangan kanan bayinya diduga patah karena tidak bisa digerakkan," kata Arsyad paman dari bayi tersebut kepada media ini, Sabtu (06/04).

Menurut Arsyad saat proses persalinan telah usai dirinya sempat menanyakan perihal lengan kanan keponakannya itu yang tampak lunglai tidak bergerak kepada oknum petugas. Namun, oknum petugas tersebut menjawabnya dengan nada samar bahwa lengan tangan kannan tersebut patah dari dalam kandungan.

Sontak Arsyad dan pihak keluarga terkejut tidak percaya mengingat hasil cekup terakhir sebelum hari persalinan itu bayi tersebut diketahui sehat.

"Kalau patah dari dalam kandungan kami pihak keluarga tak percaya mengingat kondisi bayi ketika di dalam kandungan tampak sehat tidak ada tanda atau keterangan dari dokter ketika ceck up yang mengatakan ada kelainan pada kondisi lengan tangannya," ucapnya.

Tak hanya itu Arsyad juga merasa janggal lantaran dari awal proses persalinan hingga saat ini tidak tampak adanya dokter yang berkompeten memberikan keterangan terkait kondisi ibu dan bayinya. Alih-alih mengecek, mereka malah disuruh pulang oleh oknum petugas rumah sakit disana.

"Belum ada keterangan dari dokter spesialis anak atau dokter kandungan terkait kondisi lengan tangan anak kami itu tetapi kami sudah disuruh pulang. Sampai kapanpun kami tidak akan pulang sebelum ada keterangan langsung dari dokter," ucapnya.

Dengan insiden ini, pihak keluarga, kata Arsyad kemungkinan akan membawa permaslalahan ini ke ranah hukum dengan harapan kejadian serupa tidak terulang kembali kepada masyarakat lainnya.

"Dengan ini kami pihak keluarga akan membuat laporan polisi biar ada efek jera," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Muhammad Bisri mengatakan bahwa insiden yang terjadi itu dapat terjadi dikarenakan trauma akibat bayi tersebut berukuran besar.

"Terkait ket.tekhnis medis , tim RS RAT akan menjelaskan Senin pagi ini ya . Sementara Ket. Yg ada adalah trauma saat .melahirkan , Krn persalinan normal dg penyulit Krn bayi berukuran besar," kata Muhammad Bisri ketika dikonfirmasi melalui WhatsAppnya, Senin (08/05).

Disampingi itu berdasarkan informasi yang dihimpun awak media ini di lapangan, pihak RSUD RAT sudah melakukan rapat internal membahas laporan pengaduan yang dilayangkan pihak pengacara korban.

Tidak hanya itu, informasinya pihak rumah sakit juga telah melakukan komunikasi kepada pengacara dan  keluarga korban untuk melakukan pertemuan upaya mediasi.

Sementara hingga berita ini diupload belum diperoleh keterangan dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib terkait masalah ini. Wartawan kami sedang berupaya mengejar untuk memperoleh keterangan terkait masalah ini.   (Angga)


Editor : Herry
 

Posting Komentar