-->

Ads (728x90)

Peta tiga dimensi intensitas gempa Garut(KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIWOHO)


JAKARTA, Peristiwanusantara.com
- Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa M 6,4 yang mengguncang wilayah Selatan Garut pada Sabtu (3/12/2022) pukul 16.49 WIB disebabkan oleh aktivitas dalam lempeng Indo-Australia(instralab).

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat deformasi atau patahan dalam lempeng Indo-Australia(intraslab) yang menunjam ke bawah Jawa Barat," ungkap 

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya. Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa yang terjadi kemarin sore tidak menunjukkan adanya anomali muka laut atau dengan kata lain tidak berpotensi tsunami

Kendati demikian, gempa di wilayah Garut-Tasik sudah terjadi beberapa kali dan memakan korban jiwa.

Riwayat gempa Garut Dari catatan BMKG, setidaknya ada lima gempa kuat yang pernah mengguncang wilayah Garut-Tasik hingga membuat bangunan rusak parah dan menimbulkan ratusan korban jiwa.
Dampak gempa Garut terparah terjadi pada 2006, berikut rinciannya:

  1. Gempa M 5,7 pada 6 Juli 1990. 22 luka parah, 99 luka ringan, dan 3.689 rumah rusak. 
  2. Gempa M 6,9 pada 15 Desember 2017. Gempa ini menyebabkan 4 orang meninggal, 11 luka berat, 25 luka ringan, ribuan rumah rusak. 
  3. Gempa M 6,1 pada 2 November 1979, gempa ini menyebabkan 40 orang meninggal, 212 luka-luka, lebih dari 163 rumah dan bangunan roboh, 3 masjid rusak parah. 
  4. Gempa M 7,3 pada 2 September 2009. 111 meninggal, 27 orang hilang, 1.297 orang luka-luka, dan 25.000 rumah rusak. Gempa ini menyebabkan tsunami.
  5. Gempa M 6,8 pada 17 Juli 2006. 665 orang meninggal, 9.275 orang luka-luka, 65 orang dinyatakan hilang, 1.623 rumah rusak, dan 874 perahu rusak. Gempa ini juga menyebabkan tsunami saat itu.

Terkait dengan gempa Garut yang kemarin terjadi, Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada akan adanya gempa susulan yang masih mungkin terjadi.

"Gempa susulan signifikan berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan yang sudah lemah. Sehingga diimbau untuk tidak menempati bangunan yang secara struktur sudah rusak," tegas Daryono.

Selain itu, masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

(Kompas.com)

Posting Komentar