Delegasi Batam saat Mengunjungi Clean Water Management Office di Korea Selatan, Senin (26/12/2022) (Fhoto : Humas BP Batam) |
By Carles
BATAM, Peristiwanusantara.com – Di Korea Selatan, salah satu Wastewater Treatment Plant (WWTP) Underground (bawah tanah) yang diberi nama Clean Water Management Office (Water Quality Restoration Centre) mampu mengolah 47 ribu ton limbah rumah tangga padahal hanya dioperasikan dengan 17 orang.
“ Setelah limbah rumah tangga itu diolah kemudian dialirkan kembali ke sungai yang berada di tengah Kota Seoul,” kata General Manager Pengelolaan Lingkungan Iyus Rusmana melalui Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait saat ditemui melalui WhatsAppnya, Senin (26/12/2022).
Ia menyebut Clean Water Management Office baru saja dikunjungi oleh Iyus Rusmana bersama Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan, Kepala Satuan Pemeriksa Intern Konstantin Siboro, Kepala Biro Keuangan Siswanto, Kepala Biro Hukum Alex Sumarna, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Lilik Lujayanti, Manager Operasional dan Pemeliharaan Unit Usaha Pengelolaan Lingkungan Raden Rara Elly Nugrahini, dan Kasubbag Dukungan Strategis Pimpinan Batam Lily Marlina.
Setelah Delegasi BP Batam melakukan survey dan mempelajarinya, IPAL domestik tersebut memang benar berkapasitas besar yakni 47.000 m3/hari, lebih dari dua kali lipat dari IPAL Domestik yang sedang di bangun di Batam yang hanya berkapasitas 20.000 m3/hari.
Menurutnya teknologi yang digunakan di IPAL domestic tersebut sama dengan IPAL yang sedang di Bangun BP Batam di Batam yakni memanfaatkan bakteri pengurai. Namun, ada satu yang menarik adalah konsep buildingnya. IPAL tersebut meminimalisir ruang, bangunan di bawah (underground) adalah IPAL dan di atasnya gedung kantor dan ruangan monitoring/control panel serta gedung lainnya.
“ Ini bagus dan efisien, tapi membutuhkan biaya lebih besar. Serta kelemahannya adalah bau tinja yang menyengat karena udara terjebak dalam ruangan meskipun ada exhaust,” katanya.
Menurutnya, bagi negara maju pengembangan IPAL sudah tak asing lagi. Masyarakat urban di negara maju juga telah beradaptasi dengan teknologi ini, dan tertib terhadap pengelompokkan limbah atau sampah.
"Kita bisa mencontoh mereka, tentu butuh dukungan masyarakat dari semua baik pemerintah maupun masyarakat, agar apa yang telah diupayakan dapat membawa manfaat ke depan. Harus ada yang memulai dan BP Batam sejak 1995 sudah membangun dan terus mengembangkannya,” terangnya.
Seorang perwakilan dari Water Quality Restoration Center di Seongnam City Hall mengatakan WWTP tersebut dibangun sejak 1978 dengan mengusung tema Underground atau bawah tanah. Dengan memanfaatkan luas bangunan, WWTP dibangun di bawah tanah, sementara operasional dan administrasi berada di lantai dasar.
“SDM kami sedikit, hanya 17 orang tapi multitasking. Skill SDM harus disiapkan dengan baik,”kata Perwakilan dari Water Quality Restoration Center di Seongnam City Hall.
Ia juga menambahkan bahwa semua negara harus segera memulai proyek seperti ini. Fasilitas ini sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan fasilitas lingkungan.
“Di negara atau kota manapun harus investasi ini, untuk jaga kesehatan masyarakat. Memang biaya besar, tapi manfaatnya juga sangat besar termasuk investasi jangka panjang,” pungkasnya.
Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan melihat sungai buatan di tengah Kota Seoul bernama Kali Cheonggye atau Cheonggyecheon, tempat dimana hasil recycle water dialirkan dan berada di tengah Kota Seoul.
Delegasi BP Batam mengunjungi Water Quality Restoration Center tersebut setelah melakukan pertemuan sekaligus penandatanganan Memorandum of Meeting (MoM) pada 22 Desember 2022, dengan Economic Development Cooperation Fund (EDCF) The Export-Import Bank of Korea selaku lender; Sunjin Engineering & Architecture Co, Ltd selaku Engineer ; dan Hansol Paper Co, Ltd selaku Kontraktor Proyek, di Kantor EDCF, Yeongdeungpo-gu, Seoul, Korea Selatan.
Clean Water Management Office di Korea Selatan, Senin (26/12/2022) (Fhoto : Humas BP Batam) |
Iyus Rusmana selaku PPK proyek Sewerage System Batam (IPAL) mengatakan proyek pengerjaan IPAL di Batam ditargetkan akan selesai pada akhir 2024, khusus untuk IPAL Domestik Batam.
Menurutnya IPAL merupakan langkah untuk meminimalisir air limbah yang mencemari lingkungan. Air limbah rumah tangga maupun industri mengandung berbagai jenis zat limbah diantaranya limbah dari tubuh manusia, sisa makanan, minyak, sabun hingga bahan kimia.
"Di rumah, air limbah juga termasuk air dari wastafel, pancuran, bak mandi, toilet, mesin cuci dan sebagainya. Dunia industri juga menyumbang sebagian besar air bekas yang perlu dibersihkan," katanya.
Dikatakannya, IPAL merupakan proses yang digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari air limbah dan mengubahnya menjadi zat atau bahan yang dapat dimanfaatkan kembali ke dalam siklus air. IPAL menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan digunakan kembali untuk berbagai keperluan. (les)
Editor : Heri
Posting Komentar