INTERNASIONAL, peristiwanusantara.com - Semenanjung Korea kembali panas usai Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) saling mengerahkan ratusan jet tempur hingga misil balistik ke masing-masing negara.
Pada Jumat (4/11), Korea Utara mengirim 180 jet tempur di dekat Korea Selatan. Jet ini wara-wiri di 20 kilometer dari Garis Demarkasi Militer (DMK) di sebelah utara.
Kemudian pada Sabtu (5/11), Pyongyang kembali menembakkan senjata. Kali ini empat rudal balistik jarak pendek diarahkan ke laut Barat.
"Dari Tongrim, Provinsi Pyongan Utara, ke Laut Barat sekitar pukul 11:32 hingga 11:59 hari ini", kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan negara itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Seoul pada Jumat membalas dengan mengirim 80 jet tempur ke dekat Korea Utara. Angkatan Udara Korsel menyatakan dari total jet tempur yang dikerahkan, salah satunya berjenis F-35 A buatan Amerika Serikat.
Adu garang senjata ini dilakukan usai 240 jet tempur terbang saat latihan perang udara Badai Siaga antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Korut lantas balas pamer kekuatan dengan menerbangkan 10 pesawat tempur.
Pesawat-pesawat itu melakukan manuver tempur sehingga memaksa Korsel juga mengerahkan jet mereka.
Di hari sebelumnya, Korut meluncurkan 80 artileri zona penyangga militer antar Korea pada Kamis malam waktu setempat.
Kepala Staf Gabungan Militer Seoul mengatakan rentetan artileri itu tidak bisa diterima karena melanggar perjanjian 2018.
"[Itu] jelas pelanggaran [terhadap perjanjian 2018]," kata dia pada Jumat, seperti dikutip AFP.
Perjanjian 2018 merupakan kesepakatan yang berisi penetapan zona penyangga sebagai upaya mengurangi ketegangan antar Korea.
Pada Kamis siang, Korut juga menembakkan sejumlah rudal. Salah satu jenis peluru kendali yang diluncurkan adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang terbang hingga 760 kilometer dan mencapai puncak ketinggian sekitar 1.920 kilometer.
Selama Rabu dan Kamis, Pyongyang tercatat meluncurkan 30 rudal. Salah satu rudal itu mendarat di dekat perairan teritorial Korea Selatan. Rudal yang lain juga sempat membuat Jepang kalang kabut.
Para ahli dan pejabat mengatakan Pyongyang meningkatkan uji coba rudal sebagai protes atas latihan militer bersama AS-Korsel. Ditambah, kini Washington-Seoul sepakat memperpanjang latihan militer gabungan mereka di Semenanjung Korea.
Korut kerap menganggap latihan bersama itu sebagai upaya untuk menginvasi negaranya.
"Latihan militer yang agresif dan provokatif yang menargetkan [Korea Utara]," demikian menurut Pyongyang.
Korut juga mengancam bahwa Washington dan Seoul akan membayar harga paling mengerikan dalam sejarah jika latihan terus berlanjut. (cnnindonesia.com)
Posting Komentar