-->

Ads (728x90)

 

(Foto: istimewa) 

AMERIKA, peristiwanusantara. - Donald Trump, 76 tahun, berencana mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden Amerika Serikat 2024 pada bulan ini. Beberapa media Amerika melaporkan rencana itu setelah mantan presiden itu mengonfirmasi niatnya untuk mencalonkan diri lagi.

Berbicara pada rapat umum di Iowa pada Kamis malam waktu setempat, 3 November 2022, Trump memberi kesan akan mencalonkan diri sebagai presiden.

“Untuk membuat negara kita sukses, aman, dan mulia, sangat mungkin saya akan melakukannya lagi. Oke,” kata Trump kepada para pendukungnya.

“Bersiaplah, itu saja yang saya katakan pada Anda. Segera, bersiaplah.”

Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, pada hari Kamis, AxiosCNN, dan The New York Times melaporkan Tim kampanye Trump kemungkinan akan mengumumkan pencalonannya pada 14 November 2022.

Ketika Amerika menuju pemilihan paruh waktu yang akan menentukan susunan Kongres, mantan presiden dari Partai Republik itu terus membuat klaim penipuan yang tidak berdasar dalam pemilihan 2020 saat ia kalah dari Joe Biden.

“Tahun ini kita akan merebut kembali DPR. Kami akan mengambil kembali Senat. Kami akan merebut kembali Amerika," kata Trump di Sioux City, Iowa, Kamis. “Dan pada 2024, yang paling penting, kita akan merebut kembali Gedung Putih kita yang megah.”

Sebagai rumah dari pemilihan pendahuluan pertama, Iowa adalah tujuan kampanye paling populer untuk calon presiden.

Jajak pendapat menunjukkan, jika Trump mencalonkan diri lagi sebagai presiden, ia akan menjadi favorit awal untuk memenangi nominasi Partai Republik. Sehingga, pertarungan ulang Trump-Biden pada 2024 kemungkinan akan terjadi.

Kandidat calon presiden Partai Republik lainnya untuk 2024 termasuk Gubernur Florida Ron DeSantis; mantan Wakil Presiden Trump, Mike Pence; serta perempuan mantan Gubernur Carolina Selatan dan mantan duta besar Amerika untuk PBB, Nikki Haley.

Biden, 79 tahun, mengatakan ia bermaksud mencalonkan diri kembali meskipun, menurut beberapa jajak pendapat, banyak pendukung Demokrat lebih memilih kandidat lain, sebagian karena alasan usia Biden.

Jika Trump menang, pemerintahan yang ia jalankan akan bertepatan dengan banyak masalah hukum dan penyelidikan yang ia hadapi, termasuk setidaknya satu penyelidikan kriminal yang bisa membuatnya didakwa.

Trump terkunci dalam pertempuran hukum dengan komite Kongres yang berusaha mendapatkan catatan pajaknya.

Secara terpisah, Departemen Kehakiman sedang melakukan penyelidikan kriminal terhadap kemungkinan kesalahan penanganan dokumen rahasia pemerintah oleh sang mantan presiden.

Sebuah panel Kongres, yang menyelidiki serangan mematikan pada 6 Januari 2021 di US Capitol oleh para pendukung Trump, telah mengeluarkan panggilan pengadilan bagi Trump untuk bersaksi.

Trump, yang dua kali menghadapi upaya pemakzulan saat menjabat presiden, membantah melakukan kesalahan dalam semua kasus. Ia menuduh semua itu adalah serangan politik yang dipimpin oleh Demokrat.

Konstitusi Amerika Serikat membatasi presiden untuk dua masa jabatan masing-masing selama empat tahun. Grover Cleveland adalah satu-satunya presiden Amerika yang menjalani masa jabatan tidak berturut-turut setelah terpilih untuk masa jabatan keduanya pada 1892. (tempo.co) 

Posting Komentar