-->

Ads (728x90)

BP Batam Harapkan Rencana Pengembangan PLTS di Waduk Sinkron dengan Rencana  PLN Batam dan ESDM
BP Batam bersama Kementerian ESDM, BPKP dan PLN Batam Saat Melakukan Peninjauan Lapangan di Waduk Duriangkang, Rabu (21/9/2022) ( Fhoto : ist)



BATAM, Peristiwanusantara.com - Badan Pengusahaan (BP) Batam mengharapkan rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS) di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi dapat sinkron dengan rencana PLN Batam dan ESDM dan didukung oleh seluruh pihak yang terkait.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam yang juga selaku Ketua Tim Teknis Kerja Sama Pengembangan PLTS Waduk KPBPBB, Irfan Syakir Widyasa secara tertulis yang disampaikan Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan Batam Ariastuty Sirait kepada sejumlah awak media melalui WhatsApp stafnya, Sabtu (24/9/2022).

Ia menyebut pihaknya bersama Kementerian ESDM, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan PLN Batam pada Rabu (21/9/2022) lalu telah  melakukan peninjauan lapangan di Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi.

" Peninjauan itu dalam rangka melihat ketahanan energi sektor ketenagalistrikan di Batam," katanya.

Kunjungan tersebut juga  untuk mendapatkan informasi terkait ketenagalistrikan seperti kecukupan pasokan dan jaringan listrik, rasio elektrifikasi, hingga rencana perkembangan pembangunan ketenagalistrikan energi terbarukan (PLTS) di Batam. 

Dikatakannya untuk kecukupan dan kebutuhan listrik di Batam, pihaknya  melihat dari rencana PLN Batam akan ada penambahan kapasitas dan pemindahan gardu ke Batam. 

" Rencana jangka panjangnya yaitu interkoneksi Sumatera-Batam, jika investasi ini terealisasi maka ada tambahan sekitar 2000-3000 MW dan ini sangat besar,” katanya.

Irfan menyebutkan untuk pengembangan PLTS sendiri akan dikembangkan dengan skala besar dan sudah masuk proyek strategis nasional. 

" BP Batam berharap di tahap pertama ini, paling tidak ada 40 MW di Waduk Tembesi dan 720 MW di Waduk Duriangkang," katanya.

Ia menyebut untuk ke depan rencana kebutuhan di Batam banyak pengembangan besar, butuh dukungan listrik, seperti pengembangan di Rempang sesuai rencana induk, kebutuhannya bisa mencapai 2.000 MW.  Kemudian, data center di Nongsa, jika 11 data center sudah terealisasi maka membutuhkan 500 MW.

“Mudah-mudahan dengan pertemuan ini apa yang kita rencanakan bisa sinkron dengan rencana PLN, ESDM dan didukung oleh seluruh pihak yang terkait,” harapnya.

Sementara Auditor Ahli Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Reinaldy Agung mengatakan peninjauan lapangan ini tindak lanjut dari rapat terbatas yang di pimpin Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 20 Juni 2022 lalu, itu terkait antisipasi krisis pangan dan energi. 

“Kondisi global saat ini tidak menentu, sehingga menyebabkan harga komoditas dunia terus meningkat. Aspek ketersediaan utamanya sumber energi, di mana Batam sangat bergantung pada gas.  Kalau kita lihat dari sisi cadangan sendiri sebenarnya tidak sampai 20 tahun lagi gas kita akan habis. Jadi memang perubahan transformasi ke energi EBT itu sudah menjadi suatu ke niscayaan,” jelas Reinaldy. 

Ia pun meyakini kebutuhan listrik akan terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk.

“Sehingga langkah-langkah antisipasi segera harus dilakukan supaya tidak terlambat dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” ujarnya. 

Analis Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Firdaus Pioneertha Ibo, menyampaikan pihaknya juga fokus kepada rasio elektrifikasi dan System Average Interruption Duration Index, System Average Interruption Frequency Index dimana terdapat kurang lebih 20 pulau yang masih belum dialiri listrik di Batam khususnya dan Kepri umumnya.

“Ke depan baik dari kebijakan dedisilesasi, konversi dari PLTD ke PLTS dan atau juga grip paket laut semoga bisa mendorong peningkatan rasio eletrikfikasi juga,” imbuhnya.

Sementara, EVP PPRM PLN Batam, Mohammad Arief Rachman menyatakan saat ini kondisi pelistrikan di Batam bisa dikatakan cukup, namun menurutnya Batam harus punya cadangan operasi minimal 20 persen.

“Tentu kita perlu dukungan dari pemerintah agar ada sumber pasokan gas dari sumber lain,” ucapnya. (Red)




Posting Komentar