-->

Ads (728x90)

Ketua Persatuan Pedagang dan Peternak Sapi, Kambing Tanjungpinang - Bintan, Thamrin (Fhoto : Prasetio)

TANJUNGPINANG, Peristiwanusantara.com - Hingga hari ini para peternak dan pedagang sapi di Kota Tanjungpinang masih mengeluhkan ketersediaan sapi potong yang kian hari kian menipis akibat adanya larangan melakukan pengiriman sapi ke wilayah Kepri oleh Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jambi, lantaran maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan kambing.

"Stok sapi masih yang kemarin dan sudah berangsur-angsur menipis. Untuk masuk ke Tanjungpinang sampai saat ini belum bisa," kata Ketua Persatuan Pedagang dan Peternak Sapi, Kambing Tanjungpinang - Bintan, Thamrin di Tanjungpinang, Senin (6/6/2022).

Bahkan dengan kondisi ini Thamrin dengan terpaksa hanya bisa menjual daging sapi potongnya untuk para pengusaha rumah makan yang sudah menjadi langganannya.

"Kami membuka lapak hanya untuk langganan seperti bakso, sop tulang dan rumah makan, sedangkan untuk umum kami tidak melayaninya, dan lapak kamipun buka sampai jam 6 pagi saja," kata dia.

Thamrin mengatakan berdasarkan pantauannya bahwa stok sapi di wilayah Tanjungpinang - Bintan secara keseluruhan saat ini hanya tersedia 660 ekor, dimana jumlah tersebut diperuntukan khusus untuk Idul Adha.

"Itu sapi diperuntukkan untuk kurban, bukan untuk potong harian," jelasnya.

Dengan keadaan ini Thamrin dan seluruh peternak dan pedagang sapi di Tanjungpinang - Bintan hanya bisa berharap pemerintah dapat secepatnya membuka pintu keluar masuk ternak, khususnya sapi ke wilayah Kepri.

"Sampai hari ini belum ada info dari pemerintah," jelasnya.

Berdasarkan perbandingan yang Thamrin lakukan dengan tahun 2021 lalu, ketersediaan hewan kurban baik itu sapi maupun kambing di tahun 2022 ini masih jauh dari kata cukup.

Dimana, ketersediaan sapi kurban di Tanjungpinang - Bintan saat ini hanya berkisar 660 ekor, sementara kebutuhan di tahun 2021 lalu berjumlah 2000 ekor.

Kemudian untuk ketersediaan kambing di Tanjungpinang - Bintan saat ini cukup memperihatinkan, lantaran stok di seluruh peternak dan pedagang hampir tidak ada, sementara kebutuhan di tahun 2021 mencapai 4000 ekor. (Pras)

 

Posting Komentar