Anggota DPRD Kepri Taba Iskandar dalam FGD Optimalisasi Potensi Kemaritiman Provinsi
Kepri di Hotel Ibis, Batam, Rabu (17/11/2021) (Fhoto : Ist) . |
BATAM, Peristiwanusantara.com - Ketika
Indonesia bercita-cita menjadi poros maritim dunia, maka Kepulauan
Riau harus mendeklarasikan diri sebagai Poros Maritim Indonesia. Posisi
strategis Kepri yang berbatasan dengan negara tetangga seperti
Singapura, Malaysia dan Vietnam menyimpan potensi yang bersifat
ekonomis, komparatif dan juga kompetitif.
Demikian di antara
pemikiran yang disampaikan anggota DPRD Kepri Taba Iskandar dalam Focus
Group Discusion (FGD) Optimalisasi Potensi Kemaritiman Provinsi
Kepulauan Riau di Hotel Ibis, Batam, Rabu (17/11).
Taba menjadi
narasumber bersama Prof Agung Dhamar Syakti, Rektor Universitas Maritim
Raja Ali Haji dan Prof Chablullah Wibisono, Rektor Universitas Batam.
Mantan
Ketua DPRD Batam ini menyampailan bahwa Indonesia dan Provinsi
Kepulauan Riau memiliki potensi kemaritiman yang luar biasa namun belum
tergali dengan optimal. Cukup banyak kendala yang masih dihadapi oleh
Kepulauan Riau untuk bisa menggali potensi tersebut secara optimal.
Namun tentunya kendala tersebut tidak boleh menjadi faktor penghambat
untuk bisa menggali dan memanfaakan potensi kemaritiman yang melimpah
tersebut. Apalagi pemanfaatna itu sepenuhnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kepri.
“Di sinilah diperlukannua kerja sama yang
saling sinergis dibutuhkan antara pemerintah, pelaku usaha, pekerja,
akademisi dan masyarakat luas untuk bisa memanfaatkan potensi
kemaritiman tersebut secara optimal seperti yang diharapkan,” kata Taba.
Ketua
Kosgoro Kepri ini menilai, posisi strategis Negeri Segantang Lada yang
berbatasan dengan negara tetangga yang sudah relatif lebih maju akan
semakin memudahkan usaha untuk menggali potensi kemaritiman tersebut.
Tinggal lagi kemauan dan perubahan cara pandang para stakeholders
terkait untuk bisa mengimplementasikannya.
Taba melihat, Pemprov
Kepri sudah meletakkan dasar untuk menggali potensi kemaritiman ini di
dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2021 – 2022. Artinya seluruh
arah pembangunan di Kepri akan diarahkan untuk menggali potensi
kemaritiman ini nantinya.
Ditegaskan Pemprov Kepri dengan misi
Percepatan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Maritim, Berwawasan
Lingkungan dan Keunggulan Wilayah Untuk Peningkatan Kemakmuran. Kata
Taba, ini menegaskan bahwa pembangunan ekonomi berbasis maritim menjadi
prioritas utama di dalam pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.
“Maka
marilah kita bersama-sama mendukung keinginan ini. Karena semua
bermuara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Taba.
Taba
mencatat potensi-potensi dari luasnya laut Kepri. Apalagi ada
kewenangan wilayah laut yang dimiliki oleh Provinsi Kepri berdasarkan UU
23 Tahun 2014 (jarak 0 – 12 mil) sebesar 101.920 Km2 atau 24,44 persen.
Di
antara potensi itu adalah perikanan tangkap dan budidaya, industri
pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi, pertambangan dan
energi. Termasuk juga potensi transportasi laut, industri jasa maritim,
sumberdaya non komvensional dan pembangunan pulau-pulau kecil.
Sektor
pariwisaata bahari menurut Taba merupakan bidang yang masih sangat
mampu dikembangkan, terutama di daerah-daerah pesisir yang memiliki
pantai dan laut.
“Wisata bahari di pantai yang bisa dikembangkan
misalnya meliputi wisata kuliner hidangan laut, hotel dan penginapan,
pesiar, memancing, serta olah raga air seperti menyelam, surfing dan
speedboat,” kata Taba. (Ril)
Posting Komentar