Ketua Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (J.P.K.P) Kota Tanjungpinang Adiya Prama Rivaldi Bersama Anak Terlantar di Kota Tanjungpinang (12/10/2021) (Fhoto : Ist)
TANJUNGPINANG, Peristiwanusantara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) telah memberikan penghargaan kepada Kota Tanjungpinang sebagai Kota Layak Anak (KLA) tingkat Madya.
Namun Ketua Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (J.P.K.P) Kota Tanjungpinang Adiya Prama Rivaldi menilai selama kepemimpinan Rahma sepertinya masih belum cukup dan belum bisa menjadi contoh untuk 71 Kab/Kota yang ada di Indonesia.
"Sepertinya menurut kami sejak Rahma memimpin Kota Tanjungpinang mulai tahun 2020 hingga saat ini belum pantas dan layak karena masih banyak anak anak yang terlantar, mendapat kekerasan hingga pencabulan anak di bawah umur semakin marak beredar. Sehingga Tanjungpinang menjadi rawan hingga saat ini,” katanya saat ditemui sejumlah awak media.
Ia juga menyayangkan Walikota Tanjungpinang merasa bersyukur atas penghargaan tersebut.
“Alhamdulillah Kota Tanjungpinang kembali menerima penghargaan KLA. Penghargaan ini sebagai bukti komitmen pemerintah daerah dalam memenuhi hak anak dan perlindungan terhadap anak,” katanya meniru ucapan Rahma.
Menurut penjelasan Adiya, bahwa Rahma mengatakan terkait kriteria KLA tersebut bisa diukur dari pengembangan kapasitas kelembagaan dan pemenuhan 5 klaster pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak.
“Kelima klaster dimaksud yakni hak sipil dan kebebasan, pengasuhan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, pemanfaatan waktu luang, seni dan budaya serta perlindungan khusus anak,” kata Adiya menjelaskan yang disampaikan Rahma.
Adiya pun mengatakan harusnya Rahma terjun ke lapangan langsung untuk melihat apa yang sedang terjadi di kota Tanjungpinang ini.
"Rahma harusnya malu atas penghargaan yang diterima untuk Kota Tanjungpinang saat ini. Lihatlah dan turunlah ke ibu kota Provinsi Kepri ini, masih banyak anak - anak yang terlantar mulai dari berjualan ke jalan - jalan ke rumah makan hingga ada yang menjadi pemulung bahkan banyak yang belum mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka rasakan," katanya dengan nada kesal.
Iya juga menyampaikan banyak temuan yang dijumpainya sepanjang jalan Kota Tanjungpinang mulai dari pencabulan anak di bawah umur yang diduga dilakukan oknum Pemko hingga kekerasan dan penculikan anak di bawah umur marak beredar.
"Kami sangat sedih melihat penghargaan yang diberikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) kepada Kota Tanjungpinang. Karena di Kota ini masih ada oknum ASN yang berani melakukan pencabulan kepada anak di bawah umur terus masih banyak anak anak di bawah umur dipekerjakan di tempat hiburan malam di Kota ini dan paling miris lagi baru-baru ini ada penculikan anak dan kekerasan di daerah Teluk Keriting dibawa ke Pulau Dompak lalu anak itu ditinggalkan dan kasusnya belum terselesaikan hingga saat ini," ujarnya.
Adiya juga mengharapkan Walikota Rahma supaya lebih gesit dan lebih aktif lagi. Jangan bangga dengan prestasi yang tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan.
Terkait masalah ini belum diperoleh keterangan dari Walikota Tanjungpinang, Hj Rahma atau jajarannya. Wartawan kami sedang berupaya memperoleh keterangan terkait masalah ini. (rdk)
Posting Komentar