-->

Ads (728x90)

 

100 Peserta Mengikuti Pembinaaan Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata Tahun 2021100 Peserta Mengikuti Pembinaaan Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata Tahun 2021
Kadispar Kepri, Buralimar (Kanan) bersama Kadisbudpar Kota Batam, Ardiwinata (Fhoto Istimewa)
BATAM, Peristiwanusantara.com – Sebanyak 100 peserta anggota dari Pokdarwis dan pengelolah wisata swasta Kota Batam, mengikuti kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi atau Pembinaaan Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata Tahun 2021  yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri di Beverly Hotel Batam, Rabu (8/9/2021).

Kepala Dispar Kepri, Buralimar saat membuka kegiatan ini mengatakan Dispar pertama kali menggelar pembinaan bagi Pokdarwis di Kota Batam. Kegiatan ini bertujuan memacu semangat para anggota Pokdarwis Kota Batam saat pandemi Covid-19, terlebih saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) fokus memajukan pariwisata. 

Ia menyebutkan narasumber dalam kegiatan ini, Kadisbudpar Kota Batam, Ardiwinata dan Gery selaku Pengelolah Pandang Tak Jemu Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip.

“ Dengan digelarnya kegiatan ini, diharapkan pariwisata Kepri dapat bergairah kembali menuju wisata Aman tahun 2022,” katanya.
 
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ardiwinata, mengatakan Desa Wisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mempunyai peran penting memajukan pariwisata di Kota Batam khususnya dan Kepri umumnya.

"Pokdarwis ini adalah kelompok masyarakat yang memiliki peran penting dan kontribusi pariwisata di daerahnya," katanya.

Ia menyampaikan, seorang anggota Pokdarwis harus memahami Sapta Pesona yaitu konsep sadar masyarakat sadar wisata sebagai tuan rumah destinasi dalam upaya menciptakan lingkungan dan suasana kondusif, yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata, melalui tujuh unsur yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

"Jangan bicara profit dulu, tetapi apa yang kita siapkan. Bagaimana mengelolah pariwisata yang baik karena kita adalah pelaku pariwisata," tegasnya.

Ardi melanjutkan, setelah memahami tentang Sapta Pesona, pastinya harus diterapkan di tempat wisata tersebut dan juga dipromosikan lewat media sosial.

"Misalnya kita harus menjaga kebersihan, memberikan rasa nyaman, wisata yang indah ada tanaman-tanamannya, ramah kepada wisatawan, sehingga memberikan kenangan kepada pengunjung untuk datang kembali," ucapnya.

Ia menambahkan ada tiga konsep mengembangkan pariwisata yakni aksesbilitas, amenitas, dan atraksi. Wali Kota Batam, Muhammad Rudi sudah mengembangkan infrastruktur Kota Batam dalam konsep pariwisata.

Kemudian atraksi ada dua yakni atraksi alam, seperti hutan mangrove, pantai, dan atraksi buatan adanya bazar kuliner dan penampilan budaya. Tempat wisata ini harus mempunyai amenitas yakni dukungan objek wisata seperti adanya rumah sakit, restoran, dan sebagainya.

"Community Based Tourism (CBT) juga harus ada amenitas. Kalau wisatawan lapar ada tempat makan, kalau mereka sakit setidaknya ada obat, dan tempat tinggal mereka yakni homestay." ujarnya.

Homestay merupakan rumah warga lokal yang disewakan kepada turis. 

"Kita punya rumah kita jadikan tempat tinggal wisatawan, kita ajarkan mereka budaya, kita ajak makan khas makanan kita seperti ikan asam pedas" ungkapnya. (MC)

 

Posting Komentar