MANOKWARI, Peristiwanusantara.com - Kapal Cargo Indinurmatalia 07 yang bermuatan 2.200 ton semen kandas di atas Reef Imoni I yang berada tidak jauh dari Pulau Nusmapi pada Sabtu (7/8) sekitar pukul 20.30 WIT dan hingga kini belum berhasil ditarik.
Pulau Nusmapi dikenal warga dengan sebutan Pulau Lemon yang jaraknya berhadapan dan tidak jauh dari Pelabuhan Laut Manokwari.
Ketua Komunitas Anak Wondama Abdi Lingkungan (KAWAL) Papua Barat Yan Yoteni menyebut insiden kapal menabrak karang adalah kesalahan manusia atau (human error). Pasalnya rambu lalu lintas laut sangat jelas dan selama ini tidak ada insiden seperti itu.
"Jadi tidak ada alasan kalau kapal dihantam badai. Rambu lalu lintas sangat jelas dan belum jauh dari pelabuhan," katanya dilansir cnnindonesia.com, Kamis (12/8/2021).
Menyikapi itu, KAWAL Papua Barat mengaku sudah memberikan kuasa kepada Lembaga Bantuan Hukum di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari di pimpin Dr. Andy Mulyono untuk melakukan investigasi juga langkah hukum lain terhadap manajemen dan pihak kapal.
Pasalnya, Reef Imoni I dan Imoni II adalah perairan yang selama ini mereka lakukan pengembangan, pembersihan, penanaman terumbu karang serta menjaga ancaman pengeboman ikan yang berpotensi merusak biota laut.
"Semua itu kami lakukan dengan panggilan hati, bukan dari program kerja pemerintah. Insiden ini sangat melukai hati teman teman aktivis lingkungan yang sudah berbuat banyak terhadap tempat itu," ujar Yoteni yang juga Anggota DPRD Jalur Otsus itu.
Dia menyebut, pada 4 Juni 2018, KAWAL Papua Barat mendapatkan surat dari masyarakat suku Doreri untuk menguasai, memberdayakan, melindungi dan menjaga 3 wilayah, yakni, ujung tanjung Pulau Nusmapi, Rep Imoni I dan Rep Imoni II yang ada di selatan Pulau Nusmapi, tepat di depan Pelabuhan Laut Manokwari.
"Komunitas lingkungan seperti KAMM, Ketapang Diving dan beberapa komunitas lainnya melakukan penyelaman di daerah untuk melakukan pembersihan dan penanaman terumbu karang. Wajar jika kami minta kompensasi soal insiden ini," terangnya.
Sebelumnya, Mualim Satu, Sultan mengaku insiden itu terjadi karena badai dan hujan saat mereka lepas dari Pelabuhan Manokwari.
Menurutnya, kondisi badai itu membuat pandangan mereka terhalang dan tiba tiba naik di atas karang. Mereka kini tengah melakukan pemindahan muatan agar kapal bisa ditarik keluar dari lokasi karang.
(cnn.indoensia.com)
Posting Komentar