-->

Ads (728x90)

Gerilyawan Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan, Menuntut Pengalihan Kekuasaan Secara Penuh
Gerilyawan Taliban. Taliban menuntut pengalihan kekuasaan secara penuh dari pemerintah Afghanistan setelah mengepung Ibu Kota Kabul. (AP/Mohammad Asif Khan)



JAKARTA, Peristiwanusantara.com - Gerilyawan Taliban dilaporkan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dan menduduki Ibu Kota Kabul dan menuntut pengalihan kekuasaan secara penuh dari pemerintah Afghanistan.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (15/8), dua petinggi Taliban yang identitasnya tidak mau diungkap menyatakan mereka menolak pemerintahan transisi setelah mereka menduduki Ibu Kota Kabul.

Taliban mengerahkan seluruh gerilyawan memasuki Kabul dengan alasan mencegah penjarahan. Sebab menurut mereka anggota Kepolisian Afghanistan memilih meninggalkan markas dan pos penjagaan mereka.

Sedangkan sejumlah negara asing saat ini tengah berkejaran dengan waktu buat segera memulangkan utusan dan staf diplomatik mereka dari Afghanistan melalui Bandara Kabul. Pemberangkatan pesawat juga menunggu giliran dengan para penduduk Afghanistan yang memilih mengungsi melalui jalur udara.

Sedangkan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dilaporkan kabur ke Tajikistan.

Menurut laporan ada sekitar 40 orang terluka akibat kontak senjata di pinggiran Kabul. Namun, sampai saat ini dilaporkan tidak ada pertempuran sengit di kota itu.

Biro Politik Taliban dan utusan pemerintah Afghanistan saat ini tengah berunding di Qatar terkait dengan proses pengalihan kekuasaan.

Menurut sejumlah diplomat, pemerintahan interim Afghanistan bakal dipimpin oleh Ali Ahmad Jalali. Dia merupakan mantan menteri dalam negeri Afghanistan dan ilmuwan yang juga berkewarganegaraan AS.

Akan tetapi sampai saat ini dilaporkan belum ada persetujuan dari Taliban mengenai hal itu.

Gerilyawan Taliban dilaporkan sudah mengepung seluruh jalan dari dan menuju Kabul. Mereka diperintahkan siaga hingga tercapai kesepakatan dengan pemerintah Afghanistan.

Taliban menguasai Afghanistan pada 1996 sampai 2001, dan kemudian tumbang akibat penyerbuan Amerika Serikat. (cnnindonesia.com)


Posting Komentar