JAKARTA, Peristiwanusantara.com – Dalam sepekan terakhir ini, beragam peristiwa bencana alam terjadi. Mulai dari kebakaran hutan hingga banjir bandang yang membuat jutaan orang harus mengungsi.Ilustrasi. Sejumlah bencana alam yang cukup hebat melanda berbagai wilayah di penjuru dunia, mulai dari kebakaran hutan hingga gempa berkekuatan 7,2 SR. (AP/Petros Karadjias)
Deretan bencana alam itu di antaranya dipicu cuaca ekstrem yang menyebabkan kebakaran hingga hujan deras dan banjir. Tak hanya di satu wilayah, berbagai bencana alam terjadi di berbagai wilayah di penjuru dunia.
Berikut rangkuman peristiwa bencana alam yang terjadi dalam sepekan ke belakang.
Yunani dilanda kebakaran hutan terbesar pada pekan lalu. (AP/Petros Karadjias) |
1. Kebakaran Yunani
Kebakaran besar terjadi di tiga hutan di Yunani pada Sabtu (7/8/2021) waktu setempat. Suhu kebakaran yang tinggi mengancam seluruh kota, hingga memotong garis melintasi Evia yang merupakan pulau kedua terbesar di Yunani.
Lainnya, kebakaran juga terjadi di lereng gunung dan mengitari situs kuno di Yunani. Peristiwa itu bahkan disebut sebagai 'bencana alkitabiah'.
Sebanyak 10 kapal diturunkan untuk mengevakuasi penduduk dan turis. Kebakaran memaksa evakuasi terhadap sekitar 1.400 orang dari desa tepi laut.
Kebakaran berbahaya lainnya terjadi di Semenanjung Peloponnese, di wilayah selatan Yunani, berdekatan dengan situs Olympia; serta di Fokida, di wilayah Yunani Tengah.
Sementara itu, di Gunung Parnitha, yang terletak di utara Athena, sebuah taman nasional masih sesekali mengalami kebakaran. Namun, upaya pemadaman di lokasi tersebut berjalan dengan baik.
Akibat kebakaran besar ini, Yunani meminta bantuan darurat Uni Eropa. Sejumlah negara seperti Prancis, Spanyol, Ukraina, Siprus, Kroasia, Swedia, Israel, Polandia, Rumanis, Swiss, dan Amerika Serikat mengirimkan bantuan pemadam kebakaran dan pesawat.
Penyebab kebakaran masih diselidiki. Namun, dilaporkan sejumlah orang ditangkap karena diduga sebagai dalang kebakaran.
Sementara itu, otoritas Yunani dan Eropa menuding perubahan iklim menjadi biang kerok sejumlah kebakaran yang terjadi di Eropa Selatan, termasuk Yunani.
Bencana alam banjir bandang dan longsor melanda Jepang bagian barat. (AFP/STR) |
2. Banjir Jepang
Banjir bandang dan longsor terjadi Jepang bagian Barat pada Sabtu lalu. Peristiwa itu membuat jutaan penduduk yang berada di wilayah tersebut dievakuasi saat hujan deras mulai mengguyur.
Pemerintah setempat di Hiroshima dan bagian utara Kyushu juga mengeluarkan alarm peringatan tertinggi agar masyarakat mengevakuasi diri. Sementara badan meteorologi setempat melaporkan tingkat curah hujan tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dilaporkan lebih dari 1,4 juta penduduk telah diminta untuk meninggalkan rumah dan menuju tempat pengungsian terdekat.
Pejabat setempat mengatakan bahwa lebih dari 150 pasukan yang terdiri dari aparat kepolisian dan pemadam kebakaran diturunkan untuk mengevakuasi warga.
Ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan risiko terjadinya hujan deras di Jepang dan banyak negara lainnya. Pasalnya, atmosfer yang lebih hangat bisa menampung lebih banyak air.
"Dalam pengamatan kami, ada potensi curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Yushi Adachi, dari badan meteorologi Jepang.
3. Banjir bandang Turki
Banjir bandang menerjang kawasan pesisir Laut Hitam, Turki, Rabu (11/8/2021) lalu. (Demiroren News Agency (DHA) / AFP) |
Banjir bandang terjadi di kawasan pesisir Laut Hitam, Turki, Rabu (11/8). Banjir bandang terjadi di Kartamonu, Sinop, dan Bartin.
Tercatat, puluhan orang tewas dalam peristiwa yang menyebabkan akses jembatan dan jalan di wilayah tersebut terputus.
Banjir bandang dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah sekitar Kastamonu dan Sinop sejak Rabu(11/8/2021).
Peristiwa itu setidaknya menyebabkan sebuah rumah runtuh karena banjir. Mobil-mobil di daerah itu juga terlihat terseret arus air. Ribuan warga terpaksa dievakuasi untuk menghindari banjir lanjutan.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFDA) mencatat sebanyak 57 orang tewas. Sementara jumlah orang yang hilang belum bisa dipastikan.
Pakar lingkungan memperkirakan perubahan iklim membuat cuaca ekstrem kerap terjadi karena bumi memanas akibat dampak pembakaran batubara, minyak bumi, dan gas alam. Namun, sejumlah ahli di Turki memperkirakan bencana itu juga disebabkan oleh perilaku manusia terhadap sungai dan rencana pembangunan yang tidak tepat.
Salah satunya akibat penyusutan lebar Sungai Ezine di Distrik Bozkurt, Kastamonu, dari yang semula 400 meter menjadi tinggal 15 meter. Selain itu sejumlah bangunan juga dibangun di sepanjang aliran sungai.
Belum lama ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan soal perubahan iklim, terutama terkait tingkat gas rumah kaca dunia yang cukup tinggi dan berdampak pada gangguan iklim selama beberapa dekade.
Pemanasan 1,1 derajat Celcius yang sudah tercatat itu disebut-sebut memicu kondisi buruk, seperti kebakaran di Turki, Yunani, dan Amerika Serikat.
4. Kebakaran di Turki
Ilustrasi. Tak hanya di Yunani, kebakaran hutan yang hebat juga melanda wilayah Mugla dan Antalya di Turki sejak akhir Juni lalu. (AFP/ILYAS AKENGIN) |
Kebakaran hutan terjadi di Mugla dan Antalya, Turki sejak Akhir Juni lalu.
Kebakaran dipicu gelombang panas yang melanda kawasan Mediterania sejak bulan lalu. Tercatat sebanyak 300 titik kebakaran hutan terjadi di Turki, berlangsung selama 16 hari.
Belum lama sebuah pesawat Rusia yang dikirim ke Turki untuk memadamkan kebakaran hutan, jatuh dan menewaskan delapan awak, terdiri dari lima warga Rusia dan tiga warga Turki.
Setidaknya enam lingkungan dievakuasi karena kebakaran hutan di provinsi Aydin barat, di mana angin yang berubah membuat upaya penahanan menjadi sulit.
Pejabat kota di Antalya, di pantai Mediterania Turki, mengatakan bahwa api masih menyala di sekitar dataran Eynif.
5. Gempa Haiti
Teranyar, bencana alam gempa bumi berkekuatan 7,2 SR melanda Haiti pada Sabtu (14/8). (AP/Joseph Odelyn)
Gempa berkekuatan 7,2 SR menerjang Haiti pada Sabtu (14/8) waktu setempat. Pusat gempa berada di sekitar 160 kilometer dari ibu kota Port-au-Prince, yang merupakan wilayah padat penduduk.
Data sementara mencatat, ada sebanyak 304 korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Hingga saat ini, petugas masih melakukan pencarian korban selamat.
Banyaknya korban luka membuat sejumlah rumah sakit di Kota Pastel, Corailles, dan Roseaux penuh.
Tak hanya itu, gempa juga membuat sejumlah bangunan ambruk. Kerusakan parah dilaporkan terjadi di pusat kota, yang sebagian besar terdiri dari tempat tinggal dan bangunan satu lantai.
Sebagai tanggapan atas bencana, Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry mengumumkan keadaan darurat selama satu bulan ke depan.
Selain lima daftar di atas, bencana alam banjir juga melanda wilayah Krasnodar, selatan Rusia. Banjir yang dipicu oleh hujan lebat selama sepekan ke belakang ini merendam lebih dari 1.400 rumah.
Sebanyak 1.500 orang diungsikan akibat banjir. Badai juga memutus jaringan listrik ke sebelas wilayah permukian.
Selain itu, bencana alam tanah longsor juga terjadi di Distrik Kinnaur, Negara Bagian Himachal Pradesh, India pada Rabu (11/8) lalu. Bencana longsor menewaskan sedikitnya 10 orang.
(cnnindonesia.com)
Posting Komentar