TANJUNGPINANG, Peristiwanusantara.com – Sebelas film pendek mengikuti Fesfival Film Pendek (FFP) 2020 yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang.
Kesebelas film tersebut ditayangkan dan dinonton bersama di Cafe Keboon, Jalan Ahmad Yani Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kamis (3/12/2020).
Dari 11 film pendek yang mengikuti Fesfival Film Pendek (FFP) 2020, Film pendek berjudul Berinai produksi Bujang Temberang berhasil menjadi juara I dalam.
Sedangkan juara 2 adalah film berjudul Resam Berpantang produksi Gemeinschaft Production dan juara 3 adalah film berjudul Deram-Deram produksi Ori Production.
FFP 2020 ini merupakan event yang pertama kali yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Tanjungpinang. Ada 11 film pendek yang mengikuti FFP 2020 karya sineas muda bertema kearifan lokal ikut.
Kesebelas karya itu adalah film Deram-Deram (ori production), Resam Berpantang (Gemeinschaft Production), Catur (SMAN 5), Nurlela (Najonk Production), Berinai (Bujang Temberang), Paku (Komunitas Pencinta Kopi).
Lalu, film Bias (TST Project), Pasang Surut (Sungai Payung), Liyan (Sinema Pinggiran), Delusi (Renja Creative), dan Untuk Di Kenang (Visuwak).
Dalam penilaian film tersebut, panitia melibatkan tiga orang juri yakni dua orang juri lokal dari komunitas Balik Layar dan satu orang juri luar dari platform media digital Viddsee Jakarta. Ketiga juri tersebut memiliki latar belakang lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan perfilman.
Selain itu, FFP 2020 ini juga didukung oleh penyedia layanan internet Solnet dan Diskominfo Kota Tanjungpinang untuk virtual melalui Zoom.Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Surjadi mengaku kagum dengan film-film garapan sineas muda Tanjungpinang. Menurutnya, kesebelas film tersebut sangat menarik dan luar biasa.
"Semua karyanya bagus-bagus dan kreatif. Kontennya memberi kesan mengangkat kebudayaan dan pariwisata di Tanjungpinang," kata Surjadi.
Surjadi mengapresiasi semangat para sineas Tanjungpinang. Meski ditengah situasi pandemi dan keterbatasan alat, tetap berkreasi dan berkarya. Sekarang kita tidak punya batasan lagi, kalau film itu harus dengan investasi besar, dengan handphone pun orang bisa berkreasi.
"Saya apresiasi, ternyata kita memiliki talenta sineas Tanjungpinang. Dan itu merupakan sebuah potensi untuk dikembangkan, karena film ini juga punya potensi ekonomi besar," pungkas dia.
Surjadi berharap tahun depan festival ini bisa dilaksanakan kembali dan bisa menjadi event besar yang punya nilai jual sehingga akan mendorong banyak banyak sponsor.
"Nantinya, kesebelas film ini akan kita unggah di media sosial Pesona Tanjungpinang. Mari kita viralkan, supaya banyak orang menonton dan film-film ini bisa booming," ucapnya
(Red)
Posting Komentar